Powered By Blogger

Minggu, 27 Oktober 2013


WIRAUSAHA SEBAGAI AJANG DAMBAAN UNTUK BERKARYA




Dr. Rindyah Hanafi, MM.









Orasi Ilmiah
Pada acara  Dies Natalis  ke XXXIV,  Wisuda Sarjana ke XL VII  dan Ahli Madya ke XXVI Tahun 2013,
Universitas Merdeka  Madiun,  26 Oktober 2013.


WIRAUSAHA SEBAGAI AJANG DAMBAAN UNTUK BERKARYA

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang Terhormat,
·        Rektor Universitas Merdeka Madiun
·        Ketua Yayasan Universitas Merdeka Madiun
·        Para Anggota Senat, Pimpinan Universitas, Pimpinan Fakultas
·        Para Dosen dan Civitas Akademika Universitas Merdeka Madiun
·        Wisudawan-Wisudawati, Bapak-Ibu orang-tua Wisudawan Wisudawati yang berbahagia
·        Para Undangan dan Hadirin sekalian yang dimuliakan Allah SWT.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, kepadaNya kita mengabdi dan memohon pertolongan serta atas karuniaNya kita dapat berkumpul bersama dalam acara Dies Natalis ke XXXIV, Wisuda Sarjana ke XLVII dan Ahli Madya ke XXVI tahun 2013 Universitas Merdeka Madiun Semoga Saudara-saudara dalam keadaan sehat wal afiat
Hadirin yang saya hormati dan wisudawan yang berbahagia

Hari ini adalah saat yang sangat membahagiakan bagi para wisudawan dan wisudawati beserta orang tua para wisudawan, di acara wisuda yang amat menyenangkan dan penuh khidmat. Rasa hati dan perhatian wisudawan dan wisudawati, terlebih lagi para keluarganya, tentunya  lebih berfokus kepada kebahagiaan yang sedang mereka terima. Jerih payah, perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan selama beberapa tahun, dirayakan pagi ini. Oleh karena itu, sangat penting bagi saya untuk memulai orasi ilmiah ini dengan  menyampaikan selamat kepada semua wisudawan/wisudawati beserta keluarganya. Semoga sukses ini menjadi pijakan yang kokoh untuk sukses-sukses berikutnya
Pada kesempatan ini saya  mohon perkenan untuk  menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Wirausaha sebagai ajang dambaan untuk berkarya”.  Orasi ini disampaikan pada saat yang tepat di mana wisudawan-wisudawati telah menyelesaikan studinya. Euforia wisudawan–wisudawati  setelah menyelesaikan studi tentu saja tidak dapat berlangsung terlalu lama, karena selepas acara wisuda ini, wisudawan-wisudawati akan memasuki dunia kerja.

Hadirin yang saya hormati dan wisudawan yang saya banggakan.

Persaingan dalam memasuki dunia pekerjaan dan banyaknya jumlah pengangguran
Dalam memasuki dunia kerja, wisudawan-wisudawati akan menghadapi persaingan yang sangat kompetitif. Para wisudawan akan bersaing dengan  lulusan dari Perguruan Tinggi lain dari seluruh Indonesia, untuk memperebutkan kesempatan kerja. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang ada sangat terbatas, terutama pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan juga pegawai swasta. Kesenjangan antara jumlah   lulusan  dan kesempatan kerja dapat menciptakan pengangguran. Bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012 menginformasikan bahwa pengangguran di Indonesia cukup banyak. Pengangguran ini berasal dari lulusan Perguruan Tinggi, baik diploma maupun sarjana stata satu yaitu sebanyak 1.153.350 orang atau sebesar 13,86% dari total keseluruhan pengangguran. Pengangguran akan semakin bertambah bila setiap tahun perguruan tinggi di Indonesia memproduksi sebanyak 300.000 sarjana dari 4000 perguruan tinggi swasta dan 92 perguruan tinggi negeri  bila tidak tersedia lapangan  pekerjaan.
Dari data di atas yang telah diungkapkan mengenai  tingginya tingkat pengangguran, mengharuskan perguruan tinggi untuk memikirkan alternatif lain di luar kebiasaan dalam penyaluran tamatannya. Pada saat ini, paradigma pendidikan tinggi kita masih banyak yang condong berorientasi untuk menghasilkan alumni pencari kerja (job seekers), bukan alumni pencipta lapangan kerja (job creator). Sampai saat ini, sekitar 82,2 persen lulusan perguruan tinggi yang berhasil mendapatkan pekerjaan, ternyata bekerja sebagai pegawai. Lulusan PT yang bekerja sebagai pegawai swasta sangat rentan terhadap PHK. PHK sangat sering terjadi pada saat kondisi krisis ekonomi  dan resesi global, seperti yang pernah terjadi  pada tahun 1998 dan tahun 2008.  Jika terjadi krisis ekonomi lulusan perguruan tinggi akan semakin sulit mendapat pekerjaan karena ekspansi usaha  menjadi terbatas sehingga tidak dapat menambah jumlah pegawai bahkan juga tidak dapat membuka lowongan pekerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan mulai tahun 2010 imbas dari Free Trade Agreement (FTA), dan ASEAN China (AC-FTA) akan berimbas pada pemutusan hubungan kerja yang mengakibatkan pengangguran hingga sebanyak 7,5 juta orang.

Hadirin yang saya hormati dan wisudawan yang berbahagia

Penegakan pilar pembangunan ekonomi dan kebutuhan adanya wirausaha.
Dari apa yang telah diuraikan diatas  maka perlu adanya terobosan-terobosan baru untuk menuntaskaan masalah pengangguran. Dalam suatu obrolan sering kita mendengar bahwa “negara kita menguntungkan secara geografis dan kaya  akan sumber alam  tetapi mengapa masyarakat   tidak  merasakan kemakmuran,  padahal negara lain yang mempunyai kondisi geografis dan sumber alam yang kurang menguntungkan  masyarakatnya sangat merasakan kemakmuran”?  Ahli sejarah dan ahli ekonomi berpendapat bahwa  kemakmuran suatu negara bukan ditentukan oleh sumber-sumber yang dimiliki, untuk mencapai kemakmuran.  Mereka sepakat bahwa kemakmuran terjadi karena adanya   kelompok individu yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Kelompok tersebut dinamakan wirausahawan.  Wirausahawan dapat diartikan sebagai orang yang melakukan kegiatan, mengorganisasi faktor-faktor/sumber-sumber  produksi dan memberikan hasil yang produktif.
Pembangunan ekonomi negara kita hingga saat ini masih belum dapat dikatakan maksimal untuk mencapai suatu kemakmuran, karena masih sedikitnya jumlah wirausahawannya. Pembangunan ekonomi tidak dapat  berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan wirausaha-wirausaha handal. Karena itu, melalui pendidikan di perguruan tinggi  diharapkan mampu memunculkan wirausahawan handal. Aktivitas kewirausahaan di Indonesia yang relatif masih rendah memberi dampak pada rendahnya peningkatan lapangan kerja. Hal ini mengisyaratkan betapa masalah pengangguran memang memjadi masalah sangat serius. Bila kita tilik perekonomian negara maju dan mapan, ternyata bisnis skala menengah ke bawah memberi sumbangan terbesar bagi penciptaan lapangan kerja. Tak heran jika negara-negara yang memiliki perusahaan kecil menengah yang kuat seperti Jepang dan Taiwan relatif lebih kuat dalam menghadapi badai krisis ekonomi. Oleh karena itu untuk mencapai kemapanan ekonomi dan kuat dalam menghadapi krisis, maka ekonomi kerakyatan dapat menjadi sistem yang tepat dalam upaya pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Upaya pembangunan ekonomi dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan semangat dan minat kewirausahaan di kalangan generasi muda dengan memfasilitasi membuka berbagai sektor usaha, khususnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang merupakan salah satu pilar perekomian Indonesia. Menurut BPS, jumlah wirausahawan di Indonesia masih  sangat minim. Data terakhir di tahun 2013 tercatat 1,9 % atau  sekitar 500.000 orang dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta. Sebagai pembanding, jumlah wirausahawan di Singapura, berdasarkan laporan Global Entrepreneurship Moneter (2013), UMKM di Singapura mencapai 7,2 %, sedangkan UMKM di Jepang mencapai 10 % dari total penduduknya. Dibandingkan dengan Indonesia, untuk mengacu pada jumlah ideal yaitu 2 % saja, seharusnya jumlah wirausahawan di Indonesia harus sebanyak 5 juta orang. Untuk menjadi negara yang dianggap makmur, Indonesia perlu tambahan paling sedikit 4,5 juta wirausahawan untuk kemajuan bangsa. Jumlah tersebut  di atas  menunjukkan masih terbukanya kesemapatan yang luas untuk menjadi wirausawan.

Hadirin yang saya hormati dan wisudawan yang berbahagia.

Darmabakti wirausahawan terhadap pembangunan bangsa versus sikap negatif masyarakat.
Sebagai wirausahawan, dapat memberikan darmabakti pada Negara, karena sebagai wirausaha dapat sememperlancar proses produksi, distribusi dan konsumsi. Di sisi lain sebagai Wirausaha dapat  mengatasi kesulitan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu wirausahawan adalah sebagai pejuang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional dan mengurangi ketergantungan pada bangsa asing. Demikian besar darmabakti yang dapat disumbangkan oleh wirausaha terhadap pembangunan bangsa, namum masih saja banyak orang kurang berminat menekuni bidang ini. Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga mereka kurang berminat terhadap bidang ini. Hal ini disebabkan antara lain adanya anggapan  bahwa wirausahawan memiliki sifat agresif, ekspansif, bersaing, sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut  oleh sebagian besar masyarakat. Banyak orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya menerjuni wirausaha. Orang tua berusaha mengalihkan perhatian anak untuk menjadi pegawai negeri, terlebih lagi bila  putra-putrinya sudah bertitel lulus Perguruan Tinggi. Bahkan sering terdengar ucapan dari orang tua: “untuk apa sekolah tinggi, jika hanya mau jadi pedagang”. Pandangan seperti ini sudah berkesan jauh di lubuk hati sebagian besar masyarakat kita, mulai sejak jaman penjajahan Belanda sampai dengan dekade masa kini. Landasan filosofis inilah yang menyebabkan masyarakat Indonesia tidak termotivasi terjun ke dunia bisnis. Sehingga kita tertinggal jauh dari negara tetangga, yang seakan-akan memiliki spesialisasi dalam profesi bisnis. Mereka dapat mengembangkan bisnis besar-besaran mulai dari industri hulu sampai ke industri hilir, meliputi usaha jasa, perbankan, perdagangan besar (grosir), perdagangan eceran besar ( departement store, swalayan), eceran kecil , eksportir, importir, dan berbagai bentuk usaha lainnya dalam berbagai jenis komoditi.

Hadirin yang saya hormati dan wisudawan yang berbahagia

Beberapa peluang usaha
Akan kemana jika gagal sebagai PNS dan bagaimana jika tidak berminat sebagai pegawai swasta? Mengapa para lulusan PT tidak menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan berwirausaha. Kesempatan berwirausaha sudah terpampang. Terpulang bagi lulusan PT yang belum bekerja. Kesempatan selalu terbuka untuk berwirausaha, baik perorangan maupun kelompok. Bila ada kemauan, kesempatan terbuka. Siapa saja dapat menjadikan wirausaha menjadi pilihan masa depan. Dari tahun 2008, UMKM tumbuh sebesar 2,9%. Pada perkembangannya  di tahun 2013 ini UMKM petumbuhan mencapai 60 %. Angka ini menjelaskan peluang besar UMKM. Berbagai pilihan usaha untuk memulai berwirausaha dapat dimulai dari berbagai sektor, seperti sektor manufaktur, jasa hingga pertanian. Di sektor manufaktur, industri rumah tangga cukup dominan, khususnya alas kaki, pakaian, maupun pengolahan makanan. Di sektor jasa merupakan jenis usaha yang palih mudah, terbesar dan tercepat pertumbuhannya dalam dunia usaha, jasa transportasi berupa rental mobil, travel, salon kecantikan, rental tanaman hias, taman baca, rental VCD, computer, peralatan pesta, penitipan bayi, balita, manula, antar jemput anak sekolah, perdagangan eceran dan restoran serta teknologi informasi. Di sektor pertanian, usaha perkebunan, perikanan serta tanaman bahan makanan non-beras dan lain-lain masih sangat terbuka luas. Untuk sebuah kesuksesan calon wirausahawan harus menggali kekuatan internal dirinya, membangun dan memperluas pergaulan, memelihara jaringan dan kontak silaturahmi dengan teman-teman dengan berbagai latarbelakang, kesamaan hobi, profesi, usia,  kedudukan sosial dan terus belajar dan belajar, memperkaya informasi dari berbgai sumber media seperti; internet, Koran, televisi, buku-buku dan sebagainya.

Wirausahawan muda yang berhasil dan dapat dijadikan suri teladan.
Di Indonesia sudah banyak contoh wirausaha muda yang telah berhasil dalam menjalankan usahanya dapat dijadikan sebagai duri teladan dan inspirasi. Seperti Aceng Kodir adalah salah satu dari pengusaha sukses yang memaksimalkan potensi di lingkungan sekitarnya yang notabene banyak orang menganggap remeh, singkong., Aceng mengolah singkong/ubi kayu menjadi singkong crispy. Kemudian Andi Nata. Ia adalah seorang mahasiswa dari Universitas Indonesia yang mengambil jurusan teknik Mesin. mencoba menekuni bidang di luar yang sedang ia tekuni di kampusnya terjun di bisnis kuliner. Ia berbisnis masakan aqiqah identik dengan sate dan gulai kambing. Walaupun ia sama sekali tidak bisa memasak namun karena kemauan kerasnya bahwa ia harus bisa sukses di bisnis kuliner waktu berjalan mengantarkan bisnisnya hingga beromzet ratusan juta rupiah per bulan. Kini masakannya sudah masuk ke Hotel Four Seasons dan tiga hotel bintang empat lainnya di Jakarta. Berikut Annur Budi Utama kuliah di UGM jurusan Teknik Industri, adalah pemilik Deepublish Company yang ditaksir memiliki income hingga 200 juta per bulan, dan Nurana Indah Paramita Bermodalkan 5 juta rupiah, ia dan teman-temannya di Institut Teknologi Bandung berhasil mengembangkan pembangkit listrik bernilai jutaan dolar melalui T-Files marine current turbine (turbin arus air laut T-Files). Ia mulai menekuni pengembangan turbin dari arus air laut sejak tahun 2005. Saat itu mereka harus mengikhlaskan uang saku selama kuliah hingga terkumpul Rp 5 juta. Meski mereka belum mendapat perhatian dari pemerintah, tim tersebut terus mengembangkan teknologi turbin secara nyata. Kini turbin T-Files nya sudah terpasang di beberapa pulau di Indonesia seperti Lombok, Jawa dan Bali. Ia bahkan mampu menarik perhatian PLN hingga kontrak 1 megawatt pun  akhirnya ditandatangani  dan rupiah pun selalu mengalir dikantongnya.

Hadirin yang saya hormati dan wisudawan yang berbahagia.

Buka jendela jauhari
Jadi, apalagi yang ditunggu, jangan menunggu sampai usia tua dan terlambat. Segera singsingkan lengan baju, menjadi wirausahawan jika ada kemauan bukan hal yang sulit, bahkan peluangnya sangat besar untuk memperoleh kesuksesan finansial dan prosedur menjadi wirausahawan tidak serunyik proses apabila kita ingin menjadi pengawai di mana sebelum diterima bekerja kita harus membuat berlembar-lembar surat lamaran kerja, menghadapi berbagai macam tes.dan seleksi. Sedangkan menjadi wirausaha penyeleksi segala sesuatunya adalah diri kira sendiri. Bekerja bukan berarti harus jadi pegawai entah itu pegawai negeri atau pegawai swasta. Menjadi pegawai bukan berarti masa depan terjamin. menjadi wirausahawan dapat menunjang pembangunan ekonomi bangsa mewujudkan kemakmuran dan menciptakan lapangan kerja dan menghilangkan pengangguran.  Jadikan wirausaha sebagai ajang dambaan untuk berkarya.

Hadirin yang saya hormati dan wisudawan yang saya banggakan.
Demikianlah beberapa hal yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Sekali lagi saya mengucapkan selamat kepada para wisudawan Universitas Merdeka Madiun atas keberhasilannya, Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah Nya kepada upaya-upaya kita ini.

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terimakasih

Dr.Rindyah Hanafi, MM.




Daftar Rujukan
Alma, Buchori, (2010) Kewirausahaan, Cetakan ke 10, Alfa Beta, Bandung.
Badan Pusat Statistik, (2012).
Hanafi, Rindyah, (2004), Jadikan Wirausaha Sebagai Ajang Dambaan Untuk Berkarya. Cendekia Merdeka Edisi V, Universitas Merdeka Madun.



Selasa, 22 Oktober 2013

Citra Koperasi Sebagai Pelaku Ekonomi Yang Profesional Dan Mandiri

Oleh : Rindyah Hanafi

Sudah sejak lama Indonesia mengenal suatu lembaga ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dan terbukti mampu menggerakkan roda perekonomian demi meningkatkan kesejahteraan rakyat. Koperasi merupakan suatu  usaha bersama yang berjuang dalam bidang bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya di derita para anggotanya.
 Koperasi  berkembang sejak abad 18 di Eropa,  sebagai institusi (lembaga) yang tumbuh atas dasar solidaritas tradisional dan kerjasama antar individu. Pada awalnya koperasi biasanya beranggotakan orang-orang yang lemah ekonominya.
Perkembangan  di Indonesia.,pada masa penjajahan tahun 1920-an, pemerintah kolonial Hindia Belanda membentuk jawatan koperasi sebagai bagian dari Kementrian Perekonomian. Jawatan ini mempunyai cabang di semua propinsi dan kantor inspeksi di tiap kabupaten. Tahun 1927 pemerintah kolonial mengeluarkan peraturan yang mewajibkan pemerintah untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai prinsip-prinsip koperasi dan pelaksanaannya.
Perkembangan setelah Proklamasi kemerdekaan, adalah di tahun 1946, jawatan koperasi Yogyakarta menyelenggarakan kursus selama seminggu untuk kader-kadernya di tiap kabupaten. Koperasi dibentuk di daerah perkotaan dan pedesaan.. Pada tahun 1952 dibentuk kembali koperasi baru di Kulon Progo dan Bantul. Meskipun tingkat pertumbuhan koperasi di Yogyakarta sangat pesat dalam kurun 1952 hingga 1957 - diketahui ada 310 koperasi di penghujung tahun 1957 jenisnya adalah: koperasi desa serbaguna (kredit), koperasi pegawai negeri, koperasi simpan pinjam, koperasi produksi, koperasi konsumsi, dan koperasi lumbung, namun di tahun 1957 telah terjadi pembubaran sejumlah koperasi. Alasan utama pembubaran koperasi adalah: anggota tidak memenuhi kewajiban untuk melunasi hutang.
Praktek koperasi di Indonesia menjadi lebih buruk lagi selama kurun Orde Baru, disebabkan digunakannya koperasi sebagai alat pemerintah untuk melakukan perdagangan secara monopoli dan mengorbankan lapisan sosial tertentu untuk menyangga -- menjadi kurban dari  'pembangunan.' Pada tahun 1967 diberlakukan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian tanggal 18 Desember 1967.
Diawal  kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pengembangan ekonomi rakyat secara umum langkah pemberdayaan koperasi masih dianggap berjalan di tempat, jika tidak dapat dikatakan regress ke belakang. Tidak jarang, apapun kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, kesan skeptisme dan pesimisme akan muncul dari masyarakat. Masyarakat telah belajar banyak bahwa setiap kebijakan pasti menghasilkan dampak baik dan dampak buruk bagi sebagian masyarakat dan stakeholders yang tersangkut dengan kebijakan tersebut. Bahkan kekhawatiran utama terhadap gagasan kebijakan – apalagi secara langsung hanya terkesan melayani kepentingan birokrasi – instrumen kebijakan itu akan terpelintir oleh kepentingan ekonomi dan afiliasi politik sesaat, dan dimanfaatkan oleh petualang-petualang bisnis dan politik yang berada di pusat lingkaran kekuasaan.
Koperasi Indonesia  mengalami banyak sekali fase perubahan seiring berjalannya waktu. Sudah banyak sejarah kegagalan dan keberhasilan yang tercetak mengiringi kedewasaannya. koperasi terus bergeliat maju dan berhasil menunjukkan keeksistensiannya hingga kini walau harus tertatih-tatih karena berbagai hambatan sejak di zaman kolonial  hingga  era globalisasi sekarang ini
Karena itulah, sebagai masyarakat Indonesia  harus yakin dengan citra koperasi yang semakin membaik, dan semakin mendewasakan diri serta tak lagi hanya menjadi lembaga ekonomi yang bersifat statis. Koperasi Indonesia memiliki banyak sekali prospek yang menjanjikan, dan bukan tidak mungkin bila nantinya akan mampu mensejajarkan diri dengan koperasi-koperasi di negara maju.
Untuk mengetahui prospek dari koperasi Indonesia, serta mewujudkan masa depan koperasi yang lebih baik dari sebelumnya, maka harus dilakukan kerjasama dan sosialisasi yang baik antara pemerintah dengan masyarakat umum.
Selain itu, pengukuran prospek koperasi Indonesia juga bertujuan untuk membangkitkan semangat perekonomian koperasi yang sempat naik turun seiring dengan keadaan perekonomian dunia yang tengah dilanda krisis dan tantangan menghadapi dinamika arus pasar global.

Konsep Koperasi
Konsep koperasi Indonesia merupakan wadah demokrasi dan sosial artinya para anggotanya selalu melakukan kerjasama, gotong royong berdasarkan persamaan hak, kewajiban dan kesederajatan. Koperasi adalah milik anggotanya, karena itu segala sesuatu kebijakan pengurus harus selaras dengan keinginan para anggotanya yang direfleksikan dalam keputusan rapat anggota sebagai hak kekuasaan tertinggi dalam koperasi.
Koperasi selain berjuang untuk memberikan kemudahan-kemudahan dan menyediakan fasilitas-fasilitas untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan para anggotanya, juga memberikan pembinaan dan pelatihan terhadap para anggotanya agar mereka dapat memperbaiki cara kerja, kualitas hasil kerja sebagai dalam wadah koperasi secara terpadu dan terarah mereka dapat memberikan sumbangan besar terhadap pembinaan masyarakat pedesaan, regional maupun nasional, sehingga terwujud  apa yang dinamakan profesionalisme.

Implementasi Demokrasi Ekonomi  Untuk Mewujudkan Citra koperasi yang profesional dan Mandiri
Dalam pandangan demokrasi ekonomi, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas kekeluargaan sebagai system free fight liberalisme yang berdampak pada eksploitasi terhadap sesama pelaku ekonomi khususnya ekonomi lemah dapat dihindari demikian pula dengan system monopoli yang hanya akan merugikan dan melemahkan ekonomi masyarakat seperti yang tengah terjadi akhir-akhir ini. Tantangan Membangun Koperasi yang terkesan adalah suatu badan usaha yang dikelola oleh orang-orang yang berlatar belakang ekonomi lemah dan berbekal SDM alakadarnya. Kesan tidak professional yang ditampilkan seakan image ini telah kuat-kuat dibangun oleh kelompok pelaku ekonomi tetentu yang cenderung pada konsep kapitalisme.
Setidaknya terdapat tiga tantangan yang harus segera dicarikan solusinya untuk mempertahankan eksistenssi pola pengembangan ekonomi. Menteri koperasi Surya Dharma Ali dalam kata sambutannya memperingati hari koperasi Nasional 2009. Dalam kata sambutan disampaikan  terdapat tantangan dalam hal citra koperasi saat ini. "Koperasi Indonesia harus memperbaiki citranya sebagai kumpulan golongan ekonomi lemah pemburu fasilitas," Kemudian, tantangan berikutnya adalah kontribusinya yang meskipun secara sosial sudah cukup tinggi. Namun, secara nominal masih sangat rendah. "Kontribusi nominal yang rendah ini sangat mengkhawatirkan apalagi bila diperbandingkan dengan badan swasta,". Dan yang ketiga yang menjadi tantangan bagi koperasi Indonesia saat ini adalah semakin rendahnya kesadaran masyarakat untuk bergotong royong melalui koperasi seiring dengan meningkatnya modernitas dan individualisme. "Menjawab persoalan-persoalan tersebut, Koperasi Indonesia kedepan hendaknya memantapkan perannya dengan kembali pada jati dirinya,"  Suryadharma Ali juga membantah keras bila ada opini yang mengatakan bahwa koperasi hanyalah sebuah lembaga usaha. "Koperasi bukanlah semata sebagai badan usaha. Namun, manifestasi ideologi ekonomi atas dasar nilai-nilai Swadaya, swa tanggung jawab, persamaan, keadilan, dan kesetiakawanan,"  Saat ini Kementerian koperasi berbenah guna semakin meningkatkan citra dan peran koperasi, khususnya menghadapi persaingan global yang dipenuhi kepentingan kapital
(Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono : 2002:12) Pembangunan ekonomi nasional kita sedang dan akan menghadapi perubahan yang fundamental yang berlangsung dengan cepat dan perlu kesiapan dari para pelakunya. Perubahan fundamental pertama ialah terjadi di tingkat internasional yaitu proses globalisasi dengan perdagangan bebas dunia sebagai salah satu motor penggeraknya Perubahan fundamental kedua terjadi di dalam negeri, yaitu berlangsungnya transformasi struktur perekonomian nasional dan perubahan pola konsumsi masyarakat.
(Revrisond Baswir : 29 : 2000) Setelah memperoleh kemerdekaan, bangsa Indonesia memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan kebijakan ekonominya. Suatu hal yang sangat jelas pada periode ini adalah menonjolnya tekad para pemimpin bangsa Indonesia untuk mengubah tatanan perekonomian Indonesia yang Liberal-Kapitalistik menjadi tatanan perekonomian yang sesuai dengan semangat pasal 33 Undang-undang Dasar 1945.
Sebagaimana diketahui, dalam pasal 33 UUD 1945, semangat Koperasi ditempatkan sebagai semangat dasar perekonomian bangsa Indonesia. Melalui pasal itu, bangsa Indonesia bermaksud untuk menyusun suatu sistem perekonomian usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Karena itulah di dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945, Koperasi dinyatakan sebagai bangunan usaha sesuai dengan sistem perekonomian yang hendak dikembangkan di Indonesia.
Secara mikro, dengan mengkaji kisah sukses dari berbagai koperasi, terutama di Indonesia, kiranya dapat disarikan beberapa faktor kunci yang urgent dalam pengembangan dan pemberdayaan koperasi Diantara faktor penting tersebut, antara lain:
a. Pemahaman pengurus dan anggota akan jati diri koperasi (co-operative identity) yang merupakan entry point dan sekaligus juga crucial point dalam mengimplementasikan jati diri tersebut pada segala aktifitas koperasi dan usaha kecil menengah. Sebagai catatan tambahan, aparatur pemerintah terutama departemen yang membidangi masalah koperasi perlu pula untuk memahami secara utuh dan mendalam mengenai perkoperasian, sehingga komentar yang dilontarkan oleh pejabat tidak terkesan kurang memahami akar persoalan koperasi.
b. Dalam menjalankan usahanya, pengurus koperasi harus mampu mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggotanya dan masyakarat konsumen (collective need of the member) dan memenuhi kebutuhan tersebut. Proses untuk menemukan kebutuhan kolektif anggota sifatnya kondisional dan lokal spesifik. Dengan mempertimbangkan aspirasi anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap koperasi berbeda-beda. Misalnya di suatu kawasan sentra produksi komoditas pertanian (buah-buahan) bisa saja didirikan koperasi. Kehadiran lembaga koperasi yang didirikan oleh dan untuk anggota akan memperlancar proses produksinya, misalnya dengan menyediakan input produksi, memberikan bimbingan teknis produksi, pembukuan usaha, pengemasan dan pemasaran produk.
Kiat-kiat Pemberdayaan koperasi agar  Profesional dan Mandiri
Secara umum masih banyak koperasi yang belum memiliki konsep strategi manajemen usaha / marketing. Koperasi dalam mewujudkan kemandiriannya perlu ditopang oleh konsep-konsep penyelenggaraan usaha yakni, idealisme koperasi, orintasi pasar, volume penjualan dan koordinasi dan integrasi marketingnya. Pemberdayaan koperasi berarti membangun ekonomi kerakyatan, ekonomi jaringan yang menghubung-hubungkan sentra kemandirian usaha masyarakat kedalam system perekonomian secara makro, serta memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan ekonomi sehingga akan berdampak pada kesempatan kerja produktif, berkurangnya kemiskinan maupun tercapainya ekonomi yang baik.semakin pesatnya perkembangan perekonomian dunia, menyebabkan semakin beratnya tantangan yang harus dihadapi oleh dunia koperasi di Indonesia.






$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$






Dafar Pustaka

  • Abdurrahman Adi,  Makalah Prospek Koperasi Indonesia Lambang Koperasi
  • Ginandjar Kartasasmita, Makalah Mewujudkan  Demokratisasi Ekonomi Dengan Koperasi
  • Menteri Koperasi Surya Dharma Ali, Pidato sambutan memperingati hari koperasi Nasional 2009