WIRAUSAHA SEBAGAI AJANG DAMBAAN UNTUK BERKARYA
Dr.
Rindyah Hanafi, MM.
Orasi Ilmiah
Pada acara Dies Natalis
ke XXXIV, Wisuda Sarjana ke XL
VII dan Ahli Madya ke XXVI Tahun 2013,
Universitas Merdeka Madiun,
26 Oktober 2013.
WIRAUSAHA
SEBAGAI AJANG DAMBAAN UNTUK BERKARYA
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang Terhormat,
·
Rektor
Universitas Merdeka Madiun
·
Ketua
Yayasan Universitas Merdeka Madiun
·
Para
Anggota Senat, Pimpinan Universitas, Pimpinan Fakultas
·
Para
Dosen dan Civitas Akademika Universitas Merdeka Madiun
·
Wisudawan-Wisudawati,
Bapak-Ibu orang-tua Wisudawan Wisudawati yang berbahagia
·
Para
Undangan dan Hadirin sekalian yang dimuliakan Allah SWT.
Pertama-tama,
marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, kepadaNya kita
mengabdi dan memohon pertolongan serta atas karuniaNya kita dapat berkumpul
bersama dalam acara Dies Natalis ke XXXIV, Wisuda Sarjana ke XLVII dan Ahli
Madya ke XXVI tahun 2013 Universitas Merdeka Madiun Semoga Saudara-saudara
dalam keadaan sehat wal afiat
Hadirin yang saya hormati
dan wisudawan yang berbahagia
Hari ini adalah saat yang sangat
membahagiakan bagi para wisudawan dan wisudawati beserta orang tua para
wisudawan, di acara wisuda yang amat
menyenangkan dan penuh khidmat. Rasa hati dan perhatian wisudawan dan
wisudawati, terlebih lagi para keluarganya, tentunya lebih berfokus kepada kebahagiaan yang sedang
mereka terima. Jerih payah, perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan
selama beberapa tahun, dirayakan pagi ini. Oleh karena itu, sangat penting bagi
saya untuk memulai orasi ilmiah ini dengan
menyampaikan selamat kepada semua wisudawan/wisudawati beserta
keluarganya. Semoga sukses ini menjadi pijakan yang kokoh untuk sukses-sukses
berikutnya
Pada kesempatan ini saya mohon perkenan untuk menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Wirausaha
sebagai ajang dambaan untuk berkarya”. Orasi ini disampaikan pada saat yang tepat di mana
wisudawan-wisudawati telah menyelesaikan studinya. Euforia wisudawan–wisudawati setelah menyelesaikan studi tentu saja tidak
dapat berlangsung terlalu lama, karena selepas acara wisuda ini, wisudawan-wisudawati
akan memasuki dunia kerja.
Hadirin
yang saya hormati dan wisudawan yang saya banggakan.
Persaingan
dalam memasuki dunia pekerjaan dan banyaknya jumlah pengangguran
Dalam memasuki dunia kerja, wisudawan-wisudawati akan menghadapi
persaingan yang sangat kompetitif. Para wisudawan akan bersaing dengan lulusan dari Perguruan Tinggi lain dari
seluruh Indonesia, untuk memperebutkan kesempatan kerja. Ketersediaan lapangan
pekerjaan yang ada sangat terbatas, terutama pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan juga pegawai swasta. Kesenjangan antara jumlah lulusan
dan kesempatan kerja dapat menciptakan
pengangguran. Bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada
tahun 2012 menginformasikan bahwa pengangguran
di Indonesia cukup banyak. Pengangguran ini berasal dari lulusan Perguruan
Tinggi, baik diploma maupun sarjana stata satu yaitu sebanyak 1.153.350 orang
atau sebesar 13,86% dari total keseluruhan pengangguran. Pengangguran akan
semakin bertambah bila setiap tahun perguruan tinggi di Indonesia memproduksi sebanyak 300.000
sarjana dari 4000 perguruan tinggi swasta dan 92 perguruan tinggi negeri bila tidak tersedia lapangan pekerjaan.
Dari data di atas yang telah diungkapkan
mengenai tingginya tingkat pengangguran,
mengharuskan perguruan tinggi untuk memikirkan alternatif lain di luar
kebiasaan dalam penyaluran tamatannya. Pada saat
ini, paradigma pendidikan tinggi kita masih banyak yang condong berorientasi
untuk menghasilkan alumni pencari kerja (job seekers), bukan alumni pencipta
lapangan kerja (job creator). Sampai saat ini, sekitar 82,2 persen lulusan
perguruan tinggi yang berhasil mendapatkan pekerjaan, ternyata bekerja sebagai
pegawai. Lulusan PT yang bekerja sebagai pegawai swasta sangat rentan
terhadap PHK. PHK sangat sering terjadi pada saat kondisi krisis ekonomi dan resesi global, seperti yang pernah terjadi
pada tahun 1998 dan tahun 2008. Jika terjadi krisis ekonomi lulusan perguruan
tinggi akan semakin sulit mendapat pekerjaan karena ekspansi usaha menjadi terbatas sehingga tidak dapat menambah
jumlah pegawai bahkan juga tidak dapat membuka lowongan pekerjaan Asosiasi
Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan mulai tahun 2010 imbas dari Free Trade
Agreement (FTA), dan ASEAN China (AC-FTA) akan berimbas pada pemutusan hubungan
kerja yang mengakibatkan pengangguran hingga sebanyak 7,5 juta orang.
Hadirin
yang saya hormati dan wisudawan yang berbahagia
Penegakan
pilar pembangunan ekonomi dan kebutuhan adanya wirausaha.
Dari
apa yang telah diuraikan diatas maka
perlu adanya terobosan-terobosan baru untuk menuntaskaan masalah pengangguran.
Dalam suatu obrolan sering kita mendengar bahwa “negara kita menguntungkan
secara geografis dan kaya akan sumber alam tetapi mengapa masyarakat tidak
merasakan kemakmuran, padahal negara
lain yang mempunyai kondisi geografis dan sumber alam yang kurang menguntungkan
masyarakatnya sangat merasakan
kemakmuran”? Ahli sejarah dan ahli
ekonomi berpendapat bahwa kemakmuran
suatu negara bukan ditentukan oleh sumber-sumber yang dimiliki, untuk mencapai
kemakmuran. Mereka sepakat bahwa
kemakmuran terjadi karena adanya kelompok
individu yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Kelompok tersebut dinamakan
wirausahawan. Wirausahawan dapat
diartikan sebagai orang yang melakukan kegiatan, mengorganisasi faktor-faktor/sumber-sumber
produksi dan memberikan hasil yang
produktif.
Pembangunan ekonomi negara kita hingga saat ini masih belum
dapat dikatakan maksimal untuk mencapai suatu kemakmuran, karena masih
sedikitnya jumlah wirausahawannya. Pembangunan ekonomi tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan
wirausaha-wirausaha handal. Karena itu, melalui pendidikan di perguruan tinggi diharapkan mampu memunculkan wirausahawan
handal. Aktivitas kewirausahaan di Indonesia yang relatif masih rendah
memberi dampak pada rendahnya peningkatan lapangan kerja. Hal ini
mengisyaratkan betapa masalah pengangguran memang memjadi masalah sangat
serius. Bila kita tilik perekonomian negara maju dan mapan, ternyata bisnis
skala menengah ke bawah memberi sumbangan terbesar bagi penciptaan lapangan
kerja. Tak heran jika negara-negara yang memiliki perusahaan kecil menengah
yang kuat seperti Jepang dan Taiwan relatif lebih kuat dalam menghadapi badai
krisis ekonomi. Oleh karena itu untuk mencapai kemapanan ekonomi dan kuat dalam
menghadapi krisis, maka ekonomi kerakyatan dapat menjadi sistem yang tepat
dalam upaya pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Upaya pembangunan ekonomi
dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan semangat dan minat kewirausahaan di
kalangan generasi muda dengan memfasilitasi membuka berbagai sektor usaha,
khususnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang merupakan salah satu pilar
perekomian Indonesia. Menurut BPS, jumlah wirausahawan di Indonesia masih sangat minim. Data terakhir di tahun 2013
tercatat 1,9 % atau sekitar 500.000 orang
dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta. Sebagai pembanding, jumlah
wirausahawan di Singapura, berdasarkan laporan Global Entrepreneurship Moneter
(2013), UMKM di Singapura mencapai 7,2 %, sedangkan UMKM di Jepang mencapai 10
% dari total penduduknya. Dibandingkan dengan Indonesia, untuk mengacu pada
jumlah ideal yaitu 2 % saja, seharusnya jumlah wirausahawan di Indonesia harus sebanyak
5 juta orang. Untuk menjadi negara yang dianggap makmur, Indonesia perlu
tambahan paling sedikit 4,5 juta wirausahawan untuk kemajuan bangsa. Jumlah
tersebut di atas menunjukkan masih terbukanya kesemapatan yang
luas untuk menjadi wirausawan.
Hadirin yang saya hormati
dan wisudawan yang berbahagia.
Darmabakti wirausahawan
terhadap pembangunan bangsa versus sikap negatif masyarakat.
Sebagai
wirausahawan, dapat memberikan darmabakti pada Negara, karena sebagai wirausaha
dapat sememperlancar proses produksi, distribusi dan konsumsi. Di sisi lain
sebagai Wirausaha dapat mengatasi
kesulitan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu
wirausahawan adalah sebagai pejuang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional
dan mengurangi ketergantungan pada bangsa asing. Demikian besar darmabakti yang
dapat disumbangkan oleh wirausaha terhadap pembangunan bangsa, namum masih saja
banyak orang kurang berminat menekuni bidang ini. Banyak faktor
psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga mereka kurang
berminat terhadap bidang ini. Hal ini disebabkan antara lain adanya anggapan bahwa wirausahawan memiliki sifat agresif,
ekspansif, bersaing, sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat,
pekerjaan rendah dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian besar masyarakat. Banyak orang
tua yang tidak menginginkan anak-anaknya menerjuni wirausaha. Orang tua berusaha
mengalihkan perhatian anak untuk menjadi pegawai negeri, terlebih lagi
bila putra-putrinya sudah bertitel lulus
Perguruan Tinggi. Bahkan sering terdengar ucapan dari orang tua: “untuk apa
sekolah tinggi, jika hanya mau jadi pedagang”. Pandangan seperti ini sudah
berkesan jauh di lubuk hati sebagian besar masyarakat kita, mulai sejak jaman
penjajahan Belanda sampai dengan dekade masa kini. Landasan filosofis inilah
yang menyebabkan masyarakat Indonesia tidak termotivasi terjun ke dunia bisnis.
Sehingga kita tertinggal jauh dari negara tetangga, yang seakan-akan memiliki
spesialisasi dalam profesi bisnis. Mereka dapat mengembangkan bisnis
besar-besaran mulai dari industri hulu sampai ke industri hilir, meliputi usaha
jasa, perbankan, perdagangan besar (grosir), perdagangan eceran besar ( departement
store, swalayan), eceran kecil , eksportir, importir, dan berbagai bentuk usaha
lainnya dalam berbagai jenis komoditi.
Hadirin
yang saya hormati dan wisudawan yang berbahagia
Beberapa
peluang usaha
Akan kemana jika gagal sebagai PNS dan bagaimana
jika tidak berminat sebagai pegawai swasta? Mengapa para lulusan PT tidak
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan berwirausaha. Kesempatan
berwirausaha sudah terpampang. Terpulang bagi lulusan PT yang belum bekerja.
Kesempatan selalu terbuka untuk berwirausaha, baik perorangan maupun kelompok.
Bila ada kemauan, kesempatan terbuka. Siapa saja dapat menjadikan wirausaha
menjadi pilihan masa depan. Dari tahun 2008, UMKM tumbuh sebesar 2,9%. Pada
perkembangannya di tahun 2013 ini UMKM petumbuhan
mencapai 60 %. Angka ini menjelaskan peluang besar UMKM. Berbagai pilihan usaha
untuk memulai berwirausaha dapat dimulai dari berbagai sektor, seperti sektor
manufaktur, jasa hingga pertanian. Di sektor manufaktur, industri rumah tangga
cukup dominan, khususnya alas kaki, pakaian, maupun pengolahan makanan. Di
sektor jasa merupakan jenis usaha yang palih mudah, terbesar dan tercepat
pertumbuhannya dalam dunia usaha, jasa transportasi berupa rental mobil,
travel, salon kecantikan, rental tanaman hias, taman baca, rental VCD,
computer, peralatan pesta, penitipan bayi, balita, manula, antar jemput anak
sekolah, perdagangan eceran dan restoran serta teknologi informasi. Di sektor
pertanian, usaha perkebunan, perikanan serta tanaman bahan makanan non-beras
dan lain-lain masih sangat terbuka luas. Untuk sebuah kesuksesan calon
wirausahawan harus menggali kekuatan internal dirinya, membangun dan memperluas
pergaulan, memelihara jaringan dan kontak silaturahmi dengan teman-teman dengan
berbagai latarbelakang, kesamaan hobi, profesi, usia, kedudukan sosial dan terus belajar dan
belajar, memperkaya informasi dari berbgai sumber media seperti; internet,
Koran, televisi, buku-buku dan sebagainya.
Wirausahawan muda yang
berhasil dan dapat dijadikan suri teladan.
Di Indonesia sudah banyak contoh wirausaha muda
yang telah berhasil dalam menjalankan usahanya dapat dijadikan sebagai duri
teladan dan inspirasi. Seperti Aceng Kodir adalah salah satu dari pengusaha sukses yang
memaksimalkan potensi di lingkungan sekitarnya yang notabene banyak orang
menganggap remeh, singkong., Aceng mengolah singkong/ubi kayu menjadi singkong
crispy. Kemudian Andi Nata. Ia adalah seorang mahasiswa dari Universitas Indonesia yang
mengambil jurusan teknik Mesin. mencoba menekuni bidang di luar yang sedang ia
tekuni di kampusnya terjun di bisnis kuliner. Ia berbisnis masakan aqiqah
identik dengan sate dan gulai kambing. Walaupun ia sama sekali tidak bisa
memasak namun karena kemauan kerasnya bahwa ia harus bisa sukses di bisnis
kuliner waktu berjalan mengantarkan bisnisnya hingga beromzet ratusan juta
rupiah per bulan. Kini masakannya sudah masuk ke Hotel Four Seasons dan tiga
hotel bintang empat lainnya di Jakarta. Berikut Annur Budi Utama kuliah di
UGM jurusan Teknik Industri, adalah pemilik Deepublish Company yang ditaksir
memiliki income hingga 200 juta per bulan, dan Nurana Indah Paramita Bermodalkan
5 juta rupiah, ia dan teman-temannya di Institut Teknologi Bandung berhasil
mengembangkan pembangkit listrik bernilai jutaan dolar melalui T-Files marine
current turbine (turbin arus air laut T-Files).
Ia mulai menekuni pengembangan turbin dari arus
air laut sejak tahun 2005. Saat itu mereka harus mengikhlaskan uang saku selama
kuliah hingga terkumpul Rp 5 juta. Meski mereka belum mendapat perhatian dari
pemerintah, tim tersebut terus mengembangkan teknologi turbin secara nyata. Kini
turbin T-Files nya sudah terpasang di beberapa pulau di Indonesia seperti
Lombok, Jawa dan Bali. Ia bahkan mampu menarik perhatian PLN hingga kontrak 1
megawatt pun akhirnya ditandatangani dan rupiah pun selalu mengalir dikantongnya.
Hadirin yang saya hormati
dan wisudawan yang berbahagia.
Buka jendela jauhari
Jadi, apalagi yang ditunggu, jangan menunggu sampai usia tua dan
terlambat. Segera singsingkan lengan baju, menjadi wirausahawan jika ada
kemauan bukan hal yang sulit, bahkan peluangnya sangat besar untuk memperoleh
kesuksesan finansial dan prosedur menjadi wirausahawan tidak serunyik proses apabila kita ingin
menjadi pengawai di mana sebelum diterima bekerja kita harus membuat
berlembar-lembar surat lamaran kerja, menghadapi berbagai macam tes.dan
seleksi. Sedangkan menjadi wirausaha penyeleksi segala sesuatunya adalah diri
kira sendiri. Bekerja bukan berarti harus jadi pegawai entah itu pegawai negeri
atau pegawai swasta. Menjadi pegawai bukan berarti masa depan terjamin. menjadi
wirausahawan dapat menunjang pembangunan ekonomi bangsa mewujudkan kemakmuran
dan menciptakan lapangan kerja dan menghilangkan pengangguran. Jadikan wirausaha sebagai ajang dambaan untuk
berkarya.
Hadirin
yang saya hormati dan wisudawan yang saya banggakan.
Demikianlah
beberapa hal yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Sekali lagi saya
mengucapkan selamat kepada para wisudawan Universitas Merdeka Madiun atas
keberhasilannya, Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah Nya
kepada upaya-upaya kita ini.
Wassalamu ‘alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Terimakasih
Dr.Rindyah
Hanafi, MM.
Daftar Rujukan
Alma,
Buchori, (2010) Kewirausahaan, Cetakan
ke 10, Alfa Beta, Bandung.
Badan
Pusat Statistik, (2012).
Hanafi,
Rindyah, (2004), Jadikan Wirausaha
Sebagai Ajang Dambaan Untuk Berkarya. Cendekia Merdeka Edisi V, Universitas
Merdeka Madun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar