Mengenai Saya
Sabtu, 23 November 2013
Minggu, 17 November 2013
Jumat, 15 November 2013
Minggu, 27 Oktober 2013
WIRAUSAHA SEBAGAI AJANG DAMBAAN UNTUK BERKARYA
Dr.
Rindyah Hanafi, MM.
Orasi Ilmiah
Pada acara Dies Natalis
ke XXXIV, Wisuda Sarjana ke XL
VII dan Ahli Madya ke XXVI Tahun 2013,
Universitas Merdeka Madiun,
26 Oktober 2013.
WIRAUSAHA
SEBAGAI AJANG DAMBAAN UNTUK BERKARYA
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang Terhormat,
·
Rektor
Universitas Merdeka Madiun
·
Ketua
Yayasan Universitas Merdeka Madiun
·
Para
Anggota Senat, Pimpinan Universitas, Pimpinan Fakultas
·
Para
Dosen dan Civitas Akademika Universitas Merdeka Madiun
·
Wisudawan-Wisudawati,
Bapak-Ibu orang-tua Wisudawan Wisudawati yang berbahagia
·
Para
Undangan dan Hadirin sekalian yang dimuliakan Allah SWT.
Pertama-tama,
marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, kepadaNya kita
mengabdi dan memohon pertolongan serta atas karuniaNya kita dapat berkumpul
bersama dalam acara Dies Natalis ke XXXIV, Wisuda Sarjana ke XLVII dan Ahli
Madya ke XXVI tahun 2013 Universitas Merdeka Madiun Semoga Saudara-saudara
dalam keadaan sehat wal afiat
Hadirin yang saya hormati
dan wisudawan yang berbahagia
Hari ini adalah saat yang sangat
membahagiakan bagi para wisudawan dan wisudawati beserta orang tua para
wisudawan, di acara wisuda yang amat
menyenangkan dan penuh khidmat. Rasa hati dan perhatian wisudawan dan
wisudawati, terlebih lagi para keluarganya, tentunya lebih berfokus kepada kebahagiaan yang sedang
mereka terima. Jerih payah, perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan
selama beberapa tahun, dirayakan pagi ini. Oleh karena itu, sangat penting bagi
saya untuk memulai orasi ilmiah ini dengan
menyampaikan selamat kepada semua wisudawan/wisudawati beserta
keluarganya. Semoga sukses ini menjadi pijakan yang kokoh untuk sukses-sukses
berikutnya
Pada kesempatan ini saya mohon perkenan untuk menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Wirausaha
sebagai ajang dambaan untuk berkarya”. Orasi ini disampaikan pada saat yang tepat di mana
wisudawan-wisudawati telah menyelesaikan studinya. Euforia wisudawan–wisudawati setelah menyelesaikan studi tentu saja tidak
dapat berlangsung terlalu lama, karena selepas acara wisuda ini, wisudawan-wisudawati
akan memasuki dunia kerja.
Hadirin
yang saya hormati dan wisudawan yang saya banggakan.
Persaingan
dalam memasuki dunia pekerjaan dan banyaknya jumlah pengangguran
Dalam memasuki dunia kerja, wisudawan-wisudawati akan menghadapi
persaingan yang sangat kompetitif. Para wisudawan akan bersaing dengan lulusan dari Perguruan Tinggi lain dari
seluruh Indonesia, untuk memperebutkan kesempatan kerja. Ketersediaan lapangan
pekerjaan yang ada sangat terbatas, terutama pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dan juga pegawai swasta. Kesenjangan antara jumlah lulusan
dan kesempatan kerja dapat menciptakan
pengangguran. Bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada
tahun 2012 menginformasikan bahwa pengangguran
di Indonesia cukup banyak. Pengangguran ini berasal dari lulusan Perguruan
Tinggi, baik diploma maupun sarjana stata satu yaitu sebanyak 1.153.350 orang
atau sebesar 13,86% dari total keseluruhan pengangguran. Pengangguran akan
semakin bertambah bila setiap tahun perguruan tinggi di Indonesia memproduksi sebanyak 300.000
sarjana dari 4000 perguruan tinggi swasta dan 92 perguruan tinggi negeri bila tidak tersedia lapangan pekerjaan.
Dari data di atas yang telah diungkapkan
mengenai tingginya tingkat pengangguran,
mengharuskan perguruan tinggi untuk memikirkan alternatif lain di luar
kebiasaan dalam penyaluran tamatannya. Pada saat
ini, paradigma pendidikan tinggi kita masih banyak yang condong berorientasi
untuk menghasilkan alumni pencari kerja (job seekers), bukan alumni pencipta
lapangan kerja (job creator). Sampai saat ini, sekitar 82,2 persen lulusan
perguruan tinggi yang berhasil mendapatkan pekerjaan, ternyata bekerja sebagai
pegawai. Lulusan PT yang bekerja sebagai pegawai swasta sangat rentan
terhadap PHK. PHK sangat sering terjadi pada saat kondisi krisis ekonomi dan resesi global, seperti yang pernah terjadi
pada tahun 1998 dan tahun 2008. Jika terjadi krisis ekonomi lulusan perguruan
tinggi akan semakin sulit mendapat pekerjaan karena ekspansi usaha menjadi terbatas sehingga tidak dapat menambah
jumlah pegawai bahkan juga tidak dapat membuka lowongan pekerjaan Asosiasi
Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan mulai tahun 2010 imbas dari Free Trade
Agreement (FTA), dan ASEAN China (AC-FTA) akan berimbas pada pemutusan hubungan
kerja yang mengakibatkan pengangguran hingga sebanyak 7,5 juta orang.
Hadirin
yang saya hormati dan wisudawan yang berbahagia
Penegakan
pilar pembangunan ekonomi dan kebutuhan adanya wirausaha.
Dari
apa yang telah diuraikan diatas maka
perlu adanya terobosan-terobosan baru untuk menuntaskaan masalah pengangguran.
Dalam suatu obrolan sering kita mendengar bahwa “negara kita menguntungkan
secara geografis dan kaya akan sumber alam tetapi mengapa masyarakat tidak
merasakan kemakmuran, padahal negara
lain yang mempunyai kondisi geografis dan sumber alam yang kurang menguntungkan
masyarakatnya sangat merasakan
kemakmuran”? Ahli sejarah dan ahli
ekonomi berpendapat bahwa kemakmuran
suatu negara bukan ditentukan oleh sumber-sumber yang dimiliki, untuk mencapai
kemakmuran. Mereka sepakat bahwa
kemakmuran terjadi karena adanya kelompok
individu yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Kelompok tersebut dinamakan
wirausahawan. Wirausahawan dapat
diartikan sebagai orang yang melakukan kegiatan, mengorganisasi faktor-faktor/sumber-sumber
produksi dan memberikan hasil yang
produktif.
Pembangunan ekonomi negara kita hingga saat ini masih belum
dapat dikatakan maksimal untuk mencapai suatu kemakmuran, karena masih
sedikitnya jumlah wirausahawannya. Pembangunan ekonomi tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan
wirausaha-wirausaha handal. Karena itu, melalui pendidikan di perguruan tinggi diharapkan mampu memunculkan wirausahawan
handal. Aktivitas kewirausahaan di Indonesia yang relatif masih rendah
memberi dampak pada rendahnya peningkatan lapangan kerja. Hal ini
mengisyaratkan betapa masalah pengangguran memang memjadi masalah sangat
serius. Bila kita tilik perekonomian negara maju dan mapan, ternyata bisnis
skala menengah ke bawah memberi sumbangan terbesar bagi penciptaan lapangan
kerja. Tak heran jika negara-negara yang memiliki perusahaan kecil menengah
yang kuat seperti Jepang dan Taiwan relatif lebih kuat dalam menghadapi badai
krisis ekonomi. Oleh karena itu untuk mencapai kemapanan ekonomi dan kuat dalam
menghadapi krisis, maka ekonomi kerakyatan dapat menjadi sistem yang tepat
dalam upaya pembangunan ekonomi bangsa Indonesia. Upaya pembangunan ekonomi
dapat dilakukan dengan cara menumbuhkan semangat dan minat kewirausahaan di
kalangan generasi muda dengan memfasilitasi membuka berbagai sektor usaha,
khususnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang merupakan salah satu pilar
perekomian Indonesia. Menurut BPS, jumlah wirausahawan di Indonesia masih sangat minim. Data terakhir di tahun 2013
tercatat 1,9 % atau sekitar 500.000 orang
dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta. Sebagai pembanding, jumlah
wirausahawan di Singapura, berdasarkan laporan Global Entrepreneurship Moneter
(2013), UMKM di Singapura mencapai 7,2 %, sedangkan UMKM di Jepang mencapai 10
% dari total penduduknya. Dibandingkan dengan Indonesia, untuk mengacu pada
jumlah ideal yaitu 2 % saja, seharusnya jumlah wirausahawan di Indonesia harus sebanyak
5 juta orang. Untuk menjadi negara yang dianggap makmur, Indonesia perlu
tambahan paling sedikit 4,5 juta wirausahawan untuk kemajuan bangsa. Jumlah
tersebut di atas menunjukkan masih terbukanya kesemapatan yang
luas untuk menjadi wirausawan.
Hadirin yang saya hormati
dan wisudawan yang berbahagia.
Darmabakti wirausahawan
terhadap pembangunan bangsa versus sikap negatif masyarakat.
Sebagai
wirausahawan, dapat memberikan darmabakti pada Negara, karena sebagai wirausaha
dapat sememperlancar proses produksi, distribusi dan konsumsi. Di sisi lain
sebagai Wirausaha dapat mengatasi
kesulitan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu
wirausahawan adalah sebagai pejuang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional
dan mengurangi ketergantungan pada bangsa asing. Demikian besar darmabakti yang
dapat disumbangkan oleh wirausaha terhadap pembangunan bangsa, namum masih saja
banyak orang kurang berminat menekuni bidang ini. Banyak faktor
psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga mereka kurang
berminat terhadap bidang ini. Hal ini disebabkan antara lain adanya anggapan bahwa wirausahawan memiliki sifat agresif,
ekspansif, bersaing, sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat,
pekerjaan rendah dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut oleh sebagian besar masyarakat. Banyak orang
tua yang tidak menginginkan anak-anaknya menerjuni wirausaha. Orang tua berusaha
mengalihkan perhatian anak untuk menjadi pegawai negeri, terlebih lagi
bila putra-putrinya sudah bertitel lulus
Perguruan Tinggi. Bahkan sering terdengar ucapan dari orang tua: “untuk apa
sekolah tinggi, jika hanya mau jadi pedagang”. Pandangan seperti ini sudah
berkesan jauh di lubuk hati sebagian besar masyarakat kita, mulai sejak jaman
penjajahan Belanda sampai dengan dekade masa kini. Landasan filosofis inilah
yang menyebabkan masyarakat Indonesia tidak termotivasi terjun ke dunia bisnis.
Sehingga kita tertinggal jauh dari negara tetangga, yang seakan-akan memiliki
spesialisasi dalam profesi bisnis. Mereka dapat mengembangkan bisnis
besar-besaran mulai dari industri hulu sampai ke industri hilir, meliputi usaha
jasa, perbankan, perdagangan besar (grosir), perdagangan eceran besar ( departement
store, swalayan), eceran kecil , eksportir, importir, dan berbagai bentuk usaha
lainnya dalam berbagai jenis komoditi.
Hadirin
yang saya hormati dan wisudawan yang berbahagia
Beberapa
peluang usaha
Akan kemana jika gagal sebagai PNS dan bagaimana
jika tidak berminat sebagai pegawai swasta? Mengapa para lulusan PT tidak
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan berwirausaha. Kesempatan
berwirausaha sudah terpampang. Terpulang bagi lulusan PT yang belum bekerja.
Kesempatan selalu terbuka untuk berwirausaha, baik perorangan maupun kelompok.
Bila ada kemauan, kesempatan terbuka. Siapa saja dapat menjadikan wirausaha
menjadi pilihan masa depan. Dari tahun 2008, UMKM tumbuh sebesar 2,9%. Pada
perkembangannya di tahun 2013 ini UMKM petumbuhan
mencapai 60 %. Angka ini menjelaskan peluang besar UMKM. Berbagai pilihan usaha
untuk memulai berwirausaha dapat dimulai dari berbagai sektor, seperti sektor
manufaktur, jasa hingga pertanian. Di sektor manufaktur, industri rumah tangga
cukup dominan, khususnya alas kaki, pakaian, maupun pengolahan makanan. Di
sektor jasa merupakan jenis usaha yang palih mudah, terbesar dan tercepat
pertumbuhannya dalam dunia usaha, jasa transportasi berupa rental mobil,
travel, salon kecantikan, rental tanaman hias, taman baca, rental VCD,
computer, peralatan pesta, penitipan bayi, balita, manula, antar jemput anak
sekolah, perdagangan eceran dan restoran serta teknologi informasi. Di sektor
pertanian, usaha perkebunan, perikanan serta tanaman bahan makanan non-beras
dan lain-lain masih sangat terbuka luas. Untuk sebuah kesuksesan calon
wirausahawan harus menggali kekuatan internal dirinya, membangun dan memperluas
pergaulan, memelihara jaringan dan kontak silaturahmi dengan teman-teman dengan
berbagai latarbelakang, kesamaan hobi, profesi, usia, kedudukan sosial dan terus belajar dan
belajar, memperkaya informasi dari berbgai sumber media seperti; internet,
Koran, televisi, buku-buku dan sebagainya.
Wirausahawan muda yang
berhasil dan dapat dijadikan suri teladan.
Di Indonesia sudah banyak contoh wirausaha muda
yang telah berhasil dalam menjalankan usahanya dapat dijadikan sebagai duri
teladan dan inspirasi. Seperti Aceng Kodir adalah salah satu dari pengusaha sukses yang
memaksimalkan potensi di lingkungan sekitarnya yang notabene banyak orang
menganggap remeh, singkong., Aceng mengolah singkong/ubi kayu menjadi singkong
crispy. Kemudian Andi Nata. Ia adalah seorang mahasiswa dari Universitas Indonesia yang
mengambil jurusan teknik Mesin. mencoba menekuni bidang di luar yang sedang ia
tekuni di kampusnya terjun di bisnis kuliner. Ia berbisnis masakan aqiqah
identik dengan sate dan gulai kambing. Walaupun ia sama sekali tidak bisa
memasak namun karena kemauan kerasnya bahwa ia harus bisa sukses di bisnis
kuliner waktu berjalan mengantarkan bisnisnya hingga beromzet ratusan juta
rupiah per bulan. Kini masakannya sudah masuk ke Hotel Four Seasons dan tiga
hotel bintang empat lainnya di Jakarta. Berikut Annur Budi Utama kuliah di
UGM jurusan Teknik Industri, adalah pemilik Deepublish Company yang ditaksir
memiliki income hingga 200 juta per bulan, dan Nurana Indah Paramita Bermodalkan
5 juta rupiah, ia dan teman-temannya di Institut Teknologi Bandung berhasil
mengembangkan pembangkit listrik bernilai jutaan dolar melalui T-Files marine
current turbine (turbin arus air laut T-Files).
Ia mulai menekuni pengembangan turbin dari arus
air laut sejak tahun 2005. Saat itu mereka harus mengikhlaskan uang saku selama
kuliah hingga terkumpul Rp 5 juta. Meski mereka belum mendapat perhatian dari
pemerintah, tim tersebut terus mengembangkan teknologi turbin secara nyata. Kini
turbin T-Files nya sudah terpasang di beberapa pulau di Indonesia seperti
Lombok, Jawa dan Bali. Ia bahkan mampu menarik perhatian PLN hingga kontrak 1
megawatt pun akhirnya ditandatangani dan rupiah pun selalu mengalir dikantongnya.
Hadirin yang saya hormati
dan wisudawan yang berbahagia.
Buka jendela jauhari
Jadi, apalagi yang ditunggu, jangan menunggu sampai usia tua dan
terlambat. Segera singsingkan lengan baju, menjadi wirausahawan jika ada
kemauan bukan hal yang sulit, bahkan peluangnya sangat besar untuk memperoleh
kesuksesan finansial dan prosedur menjadi wirausahawan tidak serunyik proses apabila kita ingin
menjadi pengawai di mana sebelum diterima bekerja kita harus membuat
berlembar-lembar surat lamaran kerja, menghadapi berbagai macam tes.dan
seleksi. Sedangkan menjadi wirausaha penyeleksi segala sesuatunya adalah diri
kira sendiri. Bekerja bukan berarti harus jadi pegawai entah itu pegawai negeri
atau pegawai swasta. Menjadi pegawai bukan berarti masa depan terjamin. menjadi
wirausahawan dapat menunjang pembangunan ekonomi bangsa mewujudkan kemakmuran
dan menciptakan lapangan kerja dan menghilangkan pengangguran. Jadikan wirausaha sebagai ajang dambaan untuk
berkarya.
Hadirin
yang saya hormati dan wisudawan yang saya banggakan.
Demikianlah
beberapa hal yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Sekali lagi saya
mengucapkan selamat kepada para wisudawan Universitas Merdeka Madiun atas
keberhasilannya, Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah Nya
kepada upaya-upaya kita ini.
Wassalamu ‘alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Terimakasih
Dr.Rindyah
Hanafi, MM.
Daftar Rujukan
Alma,
Buchori, (2010) Kewirausahaan, Cetakan
ke 10, Alfa Beta, Bandung.
Badan
Pusat Statistik, (2012).
Hanafi,
Rindyah, (2004), Jadikan Wirausaha
Sebagai Ajang Dambaan Untuk Berkarya. Cendekia Merdeka Edisi V, Universitas
Merdeka Madun.
Selasa, 22 Oktober 2013
Citra
Koperasi Sebagai Pelaku Ekonomi Yang Profesional Dan Mandiri
Oleh
: Rindyah Hanafi
Sudah sejak lama Indonesia mengenal suatu lembaga
ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dan terbukti mampu menggerakkan roda
perekonomian demi meningkatkan kesejahteraan rakyat. Koperasi merupakan suatu usaha bersama yang berjuang dalam bidang
bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan
membebaskan diri para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya
di derita para anggotanya.
Koperasi berkembang sejak abad 18 di Eropa, sebagai institusi (lembaga) yang tumbuh atas
dasar solidaritas tradisional dan kerjasama antar individu. Pada awalnya
koperasi biasanya beranggotakan orang-orang yang lemah ekonominya.
Perkembangan di
Indonesia.,pada masa penjajahan tahun 1920-an, pemerintah kolonial Hindia
Belanda membentuk jawatan koperasi sebagai bagian dari Kementrian Perekonomian.
Jawatan ini mempunyai cabang di semua propinsi dan kantor inspeksi di tiap
kabupaten. Tahun 1927 pemerintah kolonial mengeluarkan peraturan yang
mewajibkan pemerintah untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai
prinsip-prinsip koperasi dan pelaksanaannya.
Perkembangan setelah Proklamasi kemerdekaan, adalah di
tahun 1946, jawatan koperasi Yogyakarta menyelenggarakan
kursus selama seminggu untuk kader-kadernya di tiap kabupaten. Koperasi
dibentuk di daerah perkotaan dan pedesaan.. Pada tahun 1952 dibentuk kembali
koperasi baru di Kulon Progo dan Bantul. Meskipun tingkat pertumbuhan koperasi
di Yogyakarta sangat pesat dalam kurun 1952 hingga 1957 - diketahui ada 310
koperasi di penghujung tahun 1957 jenisnya adalah: koperasi desa serbaguna
(kredit), koperasi pegawai negeri, koperasi simpan pinjam, koperasi produksi,
koperasi konsumsi, dan koperasi lumbung, namun di tahun 1957 telah terjadi
pembubaran sejumlah koperasi. Alasan utama pembubaran koperasi adalah: anggota
tidak memenuhi kewajiban untuk melunasi hutang.
Praktek koperasi di Indonesia menjadi lebih buruk lagi
selama kurun Orde Baru, disebabkan digunakannya koperasi sebagai alat
pemerintah untuk melakukan perdagangan secara monopoli dan mengorbankan lapisan
sosial tertentu untuk menyangga -- menjadi kurban dari 'pembangunan.' Pada tahun 1967 diberlakukan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian tanggal 18
Desember 1967.
Diawal kepemimpinan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) pengembangan ekonomi rakyat secara umum langkah pemberdayaan
koperasi masih dianggap berjalan di tempat, jika tidak dapat dikatakan regress
ke belakang. Tidak jarang, apapun kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, kesan
skeptisme dan pesimisme akan muncul dari masyarakat. Masyarakat telah belajar
banyak bahwa setiap kebijakan pasti menghasilkan dampak baik dan dampak buruk
bagi sebagian masyarakat dan stakeholders yang tersangkut dengan kebijakan
tersebut. Bahkan kekhawatiran utama terhadap gagasan kebijakan – apalagi secara
langsung hanya terkesan melayani kepentingan birokrasi – instrumen kebijakan
itu akan terpelintir oleh kepentingan ekonomi dan afiliasi politik sesaat, dan
dimanfaatkan oleh petualang-petualang bisnis dan politik yang berada di pusat
lingkaran kekuasaan.
Koperasi Indonesia
mengalami banyak sekali fase perubahan
seiring berjalannya waktu. Sudah banyak sejarah kegagalan dan keberhasilan yang
tercetak mengiringi kedewasaannya. koperasi terus bergeliat maju dan berhasil
menunjukkan keeksistensiannya hingga kini walau harus tertatih-tatih karena
berbagai hambatan sejak di zaman kolonial
hingga era globalisasi sekarang
ini
Karena itulah, sebagai
masyarakat Indonesia harus yakin dengan
citra koperasi yang semakin membaik, dan semakin mendewasakan diri serta tak lagi
hanya menjadi lembaga ekonomi yang bersifat statis. Koperasi Indonesia memiliki
banyak sekali prospek yang menjanjikan, dan bukan tidak mungkin bila nantinya
akan mampu mensejajarkan diri dengan koperasi-koperasi di negara maju.
Untuk mengetahui
prospek dari koperasi Indonesia, serta mewujudkan masa depan koperasi yang
lebih baik dari sebelumnya, maka harus dilakukan kerjasama dan sosialisasi yang
baik antara pemerintah dengan masyarakat umum.
Selain itu,
pengukuran prospek koperasi Indonesia juga bertujuan untuk membangkitkan
semangat perekonomian koperasi yang sempat naik turun seiring dengan keadaan
perekonomian dunia yang tengah dilanda krisis dan tantangan menghadapi dinamika
arus pasar global.
Konsep
Koperasi
Konsep koperasi
Indonesia merupakan wadah demokrasi dan sosial artinya para anggotanya selalu
melakukan kerjasama, gotong royong berdasarkan persamaan hak, kewajiban dan
kesederajatan. Koperasi adalah milik anggotanya, karena itu segala sesuatu
kebijakan pengurus harus selaras dengan keinginan para anggotanya yang
direfleksikan dalam keputusan rapat anggota sebagai hak kekuasaan tertinggi
dalam koperasi.
Koperasi selain
berjuang untuk memberikan kemudahan-kemudahan dan menyediakan
fasilitas-fasilitas untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan para anggotanya, juga
memberikan pembinaan dan pelatihan terhadap para anggotanya agar mereka dapat
memperbaiki cara kerja, kualitas hasil kerja sebagai dalam wadah koperasi
secara terpadu dan terarah mereka dapat memberikan sumbangan besar terhadap
pembinaan masyarakat pedesaan, regional maupun nasional, sehingga terwujud apa yang dinamakan profesionalisme.
Implementasi
Demokrasi Ekonomi Untuk Mewujudkan Citra
koperasi yang profesional dan Mandiri
Dalam pandangan
demokrasi ekonomi, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
kekeluargaan sebagai system free fight liberalisme yang berdampak pada
eksploitasi terhadap sesama pelaku ekonomi khususnya ekonomi lemah dapat
dihindari demikian pula dengan system monopoli yang hanya akan merugikan dan
melemahkan ekonomi masyarakat seperti yang tengah terjadi akhir-akhir ini. Tantangan
Membangun Koperasi yang terkesan adalah suatu badan usaha yang dikelola oleh
orang-orang yang berlatar belakang ekonomi lemah dan berbekal SDM alakadarnya. Kesan
tidak professional yang ditampilkan seakan image ini telah kuat-kuat dibangun
oleh kelompok pelaku ekonomi tetentu yang cenderung pada konsep kapitalisme.
Setidaknya terdapat tiga tantangan yang harus segera dicarikan solusinya
untuk mempertahankan eksistenssi pola pengembangan ekonomi. Menteri koperasi
Surya Dharma Ali dalam kata sambutannya memperingati hari koperasi Nasional
2009. Dalam kata sambutan disampaikan terdapat tantangan dalam hal citra koperasi
saat ini. "Koperasi Indonesia harus memperbaiki citranya sebagai kumpulan
golongan ekonomi lemah pemburu fasilitas," Kemudian, tantangan berikutnya
adalah kontribusinya yang meskipun secara sosial sudah cukup tinggi. Namun,
secara nominal masih sangat rendah. "Kontribusi nominal yang rendah ini
sangat mengkhawatirkan apalagi bila diperbandingkan dengan badan swasta,".
Dan yang ketiga yang menjadi tantangan bagi koperasi Indonesia saat ini adalah
semakin rendahnya kesadaran masyarakat untuk bergotong royong melalui koperasi
seiring dengan meningkatnya modernitas dan individualisme. "Menjawab
persoalan-persoalan tersebut, Koperasi Indonesia kedepan hendaknya memantapkan
perannya dengan kembali pada jati dirinya," Suryadharma Ali juga membantah keras bila ada
opini yang mengatakan bahwa koperasi hanyalah sebuah lembaga usaha.
"Koperasi bukanlah semata sebagai badan usaha. Namun, manifestasi ideologi
ekonomi atas dasar nilai-nilai Swadaya, swa tanggung jawab, persamaan,
keadilan, dan kesetiakawanan," Saat
ini Kementerian koperasi berbenah guna semakin meningkatkan citra dan peran
koperasi, khususnya menghadapi persaingan global yang dipenuhi kepentingan
kapital
(Tiktik Sartika
Partomo dan Abd. Rachman Soejoedono : 2002:12) Pembangunan ekonomi nasional
kita sedang dan akan menghadapi perubahan yang fundamental yang berlangsung
dengan cepat dan perlu kesiapan dari para pelakunya. Perubahan fundamental
pertama ialah terjadi di tingkat internasional yaitu proses globalisasi dengan
perdagangan bebas dunia sebagai salah satu motor penggeraknya Perubahan
fundamental kedua terjadi di dalam negeri, yaitu berlangsungnya transformasi
struktur perekonomian nasional dan perubahan pola konsumsi masyarakat.
(Revrisond Baswir : 29 : 2000) Setelah memperoleh kemerdekaan, bangsa
Indonesia memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan kebijakan ekonominya.
Suatu hal yang sangat jelas pada periode ini adalah menonjolnya tekad para pemimpin
bangsa Indonesia untuk mengubah tatanan perekonomian Indonesia yang
Liberal-Kapitalistik menjadi tatanan perekonomian yang sesuai dengan semangat
pasal 33 Undang-undang Dasar 1945.
Sebagaimana diketahui, dalam pasal 33 UUD 1945, semangat Koperasi
ditempatkan sebagai semangat dasar perekonomian bangsa Indonesia. Melalui pasal
itu, bangsa Indonesia bermaksud untuk menyusun suatu sistem perekonomian usaha
bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Karena itulah di dalam penjelasan
pasal 33 UUD 1945, Koperasi dinyatakan sebagai bangunan usaha sesuai dengan
sistem perekonomian yang hendak dikembangkan di Indonesia.
Secara mikro,
dengan mengkaji kisah sukses dari berbagai koperasi, terutama di Indonesia,
kiranya dapat disarikan beberapa faktor kunci yang urgent dalam pengembangan
dan pemberdayaan koperasi Diantara faktor penting tersebut, antara lain:
a. Pemahaman pengurus dan anggota akan jati diri koperasi
(co-operative identity) yang merupakan entry point dan sekaligus juga crucial
point dalam mengimplementasikan jati diri tersebut pada segala aktifitas
koperasi dan usaha kecil menengah. Sebagai catatan tambahan, aparatur
pemerintah terutama departemen yang membidangi masalah koperasi perlu pula
untuk memahami secara utuh dan mendalam mengenai perkoperasian, sehingga
komentar yang dilontarkan oleh pejabat tidak terkesan kurang memahami akar
persoalan koperasi.
b. Dalam menjalankan usahanya, pengurus koperasi harus mampu
mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggotanya dan masyakarat konsumen
(collective need of the member) dan memenuhi kebutuhan tersebut. Proses
untuk menemukan kebutuhan kolektif anggota sifatnya kondisional dan lokal
spesifik. Dengan mempertimbangkan aspirasi anggota-anggotanya, sangat
dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap koperasi berbeda-beda. Misalnya di suatu
kawasan sentra produksi komoditas pertanian (buah-buahan) bisa saja didirikan
koperasi. Kehadiran lembaga koperasi yang didirikan oleh dan untuk anggota akan
memperlancar proses produksinya, misalnya dengan menyediakan input produksi,
memberikan bimbingan teknis produksi, pembukuan usaha, pengemasan dan pemasaran
produk.
Kiat-kiat Pemberdayaan koperasi agar Profesional dan Mandiri
Secara umum masih banyak koperasi yang belum memiliki konsep strategi
manajemen usaha / marketing. Koperasi dalam mewujudkan kemandiriannya perlu
ditopang oleh konsep-konsep penyelenggaraan usaha yakni, idealisme koperasi,
orintasi pasar, volume penjualan dan koordinasi dan integrasi marketingnya. Pemberdayaan
koperasi berarti membangun ekonomi kerakyatan, ekonomi jaringan yang
menghubung-hubungkan sentra kemandirian usaha masyarakat kedalam system
perekonomian secara makro, serta memberikan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan ekonomi sehingga akan
berdampak pada kesempatan kerja produktif, berkurangnya kemiskinan maupun
tercapainya ekonomi yang baik.semakin pesatnya perkembangan perekonomian dunia,
menyebabkan semakin beratnya tantangan yang harus dihadapi oleh dunia koperasi
di Indonesia.
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
Dafar Pustaka
- Abdurrahman Adi,
Makalah Prospek Koperasi
Indonesia Lambang Koperasi
- Ginandjar Kartasasmita, Makalah Mewujudkan Demokratisasi Ekonomi Dengan Koperasi
- Menteri Koperasi Surya Dharma Ali, Pidato sambutan
memperingati hari koperasi Nasional 2009
Langganan:
Postingan (Atom)