Powered By Blogger

Selasa, 06 September 2016

PENGEMBANGAN KELOMPOK USAHA KECIL



PENGEMBANGAN KELOMPOK USAHA KECIL

Oleh 
Dr. Rindyah Hanafi, SE MM.

Pemberdayaan masyarakat sudah lama  dilaksanakan oleh berbagai pihak  oleh berbagai pihak seperti Pemerintah, Perguruan Tinggi, Perusahaan-perusahaan, Lembaga Swadaya Masyarakat dan sebagainya. Mereka berlomba-lomba untuk melaksanakan  pemberdayaan pada masyarakat dalam upaya menanggulangan masalah-masalah pembangunan, seperti masalah pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan. Kebijakan penanggulangan kemiskinan tidak terlepas dari konteks pembangunan masyarakat. Pembangunan yang selama ini dilakukan adalah untuk mencapai kondisi  masyarakat yang lebih baik.
Demikian halnya dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan, di mana salah satu kegiatan di dalamnya berupa pengembangan keuangan mikro yang dikelola oleh UPK (Unit Pengelola Kegiatan) dalam bidang Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP).
Pada beberapa  evaluasi yang  pernah  dilakukan oleh berbagai pihak menunjukkan  bahwa pemberian simpan pinjam  memberi pengaruh sangat besar untuk  mendorong peningkatan aktifitas produktif masyrakat/perempuan dan mampu menggerakan sektor ekonomi di perdesaan. Ini berarti bahwa unit simpan pinjam merupakan salah satu unsur yang penting  bagi masyarakat/perempuan untuk menggerakkan roda perekonomian.
 Pihak-pihak pemangku kepentingan dalam melaksanakan pemberdayaansebaiknya tidak hanya sekedar  mengelontorkan uang  pada kelompok masyarakat btetapi juga melaksanakan pengawasan yang  intensif terhadap  pengelolaan/manajemen  aktifitas proses produksi kelompok masyarakat tersebut, sehingga   aktifitas simpan pinjam tidak tersedat, macet, atau bahkan  anggota kelompok masyarakat  tidak mampu lagi  mengembalikan simpan pinjam karena terperosok dalam pola “gali lobang tutup lobang “.
Pemberian bantuan modal untuk  simpan pinjam tanpa melakukan  pengarahan  yang  jelas, akan berpengaruh  negatif dan akan memunculkan permasalahan baru. Dengan uang yang berlimpah tanpa pengembangan kegiatan produktif keatif  akan memunculkan perilaku konsumtif. Terlebih pada pada era digital sekarang ini godaan untuk berlaku konsumtif tidak dapat dibendung lagi.  Berbagai bujukan iklan di media telivisi bermunculan silih berganti serta biaya hidup yang selalu meningkat dapat menimbulkan masalah bila  uang yang dipakai  berbelanja adalah  dana  dari simpan pinjam.   Padahal dana simpan pinjam yang diberikan kepada kelompok masyarakat tidak diperuntukan untuk perilaku konsumtif yang berakibat  terpurukya pada ekonomi keluarga akan tetapi diperuntukkan untuk kegiatan produktif untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MPd) terdapat  bantuan dana khusus untuk kelompok simpan pinjam perempuan. Dana tersebut  seharusnya dapat dimanfaatkan oleh kelompok untuk menambah modal dan meningkatan ekonomi keluarga.
 Jika mayoritas penduduk suatu desa adalah petani maka dana simpan pinjam  mungkin  tidak akan terserap secara maksimal dan tidak efektif karena mereka kesulitan untuk mengangsur pinjaman setiap bulannya. Hal ini karena hasil panen mereka bersifat musiman. Akibatnya sering timbul penunggakan dan penyelewengan dana atau dana digunakan untuk bertindak konsumtif.
 Untuk itu perlu adanya upaya pemberian keterampilan kepada kelompok masyarakat/perempuan agar tercipta lahan usaha rumah tangga sehingga dana yang telah disiapkan oleh PNPM MPd dapat digunakan secara maksimal.
Salah satu pengembangan usaha  untuk perempuan yang paling mudah adalah berbasis pada  kegemaran atau hobi.  Lahan usaha yang dapat diciptakan dari hobi antara lain memasak, menjahit, merajut, menganyam dan lain-lain. Selain berbasis hoby dapat  berbasis pada lingkungan  sekitarnya misalnya  tumbuh-tumbuhan  dan tanaman dari alam sekitar  dan dapat juga dari hasil produksi dari pertanian, misalnya salah satu bahan baku yang mudah di dapatkan dan dikembangkan adalah ketela atau singkong. Ketela menjadi produk alternatif sebagai bahan pangan strategis karena memiliki karbohidrat tinggi, produksinya tinggi dan budidayanya mudah.
Oleh karena itu, ketela/singkong memiliki prospek yang besar untuk dikembangkan sebagai komoditas unggulan yang memiliki kontribusi besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan perekonomian masyarakat. Pengembangan ekonomi kelompok simpan pinjam perempuan melalui  pengembangan usaha produksi dari bahan ketela  dengan menciptakan keanekaragaman produksi seperti membuat kue bronies, renginang, tape berbahan utama ketela  ini akan dapat berjalan maksimal.
Seiring dalam upaya pengembangan usaha kecil yang tidak kalah penting adalah kemampuan dalam manajemen/pengelolaan. Kemampuan ini dapat dipelajari oleh setiap orang  sebagai suatu ilmu dan seni. Setiap orang asal bersedia dengan sungguh-sungguh pasti bisa. Demikian  juga dengan jiwa berwirausaha  semua dapat dipelajari.  Kemampuan berwirausaha dapat dipelajari bukan berasal dari bakat atau turun temurun.
Pada usaha kecil walaupun masih tarap rintisan tetap harus dikelola secara profesional. Berbagai  aspek  menajemen harus dilaksanakan,  Aspek-aspek manajemen seperti aspek manajemen sumberdaya manusia, aspek manajemen operasional, aspek manajemen keuangan dan yang tidak kalah penting aspek manajemen pemasaran tidak boleh ditinggalkan dan satu aspek dengan aspek lainnya saling berkaitan.
 Untuk mengembangkan usaha kecil penting pula untuk memahami fungsi manajemen yaitu  melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dalam rangka mencapai tujuan.  Pencapaian tujuan dalam mengembangkan usaha kecil dapat tercapai  secara efektif apabila dilaksanakan secara bersama sama dan terorganisir. Untuk itulah seluruh anggota kelompok harus saling bahu-membahu bekerjasama agar tercapai tujuan yang diinginkan.
             @@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar