Penulis : Udin
Saefudin Sa’ud, Ph.D.
Penerbit :
Alfa Beta
Tahun :
2008
KONSEP INOVASI PENDIDIKAN
Kata inovasi
sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan dan kadang-kadang
juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil
penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari
bahasa Inggris "discovery" dan "invention". Ada juga yang
mengkaitkan antara pengertian inovasi dan modernisasi, karena keduanya
membicarakan usaha pembaharuan.
Timbulnya
inovasi di dalam pendidikan disebabkan oleh adanya persoalan dan tantangan yang
perlu dipecahkan dengan pemikiran baru yang mendalam dan progresif. Inovasi
pendidikan merupakan upaya dasar untuk memperbaiki aspek-aspek pendidikan agar
lebih efektif dan efisien.
INOVASI DAN MODERNISASI
Modernisasi adalah proses perubahan sosial dari
masyarakat tradisional (yang belum modern) ke masyarakat yang lebih maju
(masyarakat industri yang sudah modern). Di antara tanda-tanda masyarakat yang
sudah maju (modern) ialah bidang ekonomi telah makmur, bidang politik sudah
stabil, dan terpenuhi pelayanan kebutuhan pendidikan dan kesehatan.
Perbedaan rumusan definisi modernisasi antara para ahli
tersebut hanya perbedaan penekanan. Ada yang menekankan pada perubahan sosial
secara menyeluruh yang mengartikan modernisasi sebagai proses perubahan
kehidupan masyarakat. Ada juga yang menekankan pada perubahan pribadi
(individu), artinya perubahan individu dari gaya atau pola hidup tradisional ke
gaya atau pola hidup modern. Perubahan sikap, sifat atau gaya hidup individu terjadi
sebagai akibat terjadinya perubahan kehidupan masyarakat yakni dari masyarakat
tradisional ke masyarakat yang sudah maju (industri).
Inovasi dan modernisasi keduanya merupakan perubahan
sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri dari perubahan itu. Inovasi
menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi
individu atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan pada adanya proses
perubahan dari tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang sudah
maju. Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu inovasi sebagai tanda
adanya modernisasi
KARAKTERISTIK INOVASI PENDIDIKAN
Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas
dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Rogers mengemukakan lima macam
karakteristik inovasi yaitu: keuntunganrelatif, kompatibel, kompleksitas,
triabilitas, dan dapat diamati. Demikian berbagai macam atribut inovasi yang
dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan suatu inovasi. Dengan
memahami atribut tersebut para pendidik dapat menganalisis inovasi pendidikan
yang sedang disebarluaskan, sehingga dapat memanfaatkan hasil analisisnya untuk
membantu mempercepat proses penerimaan inovasi.
DIFUSI DAN DESIMINASI INOVASI
Pada hakikatnya yang menjadi sasaran menerima dan
menerapkan inovasi adalah adalah individu atau pribadi sebagai anggota sistem
sosial (warga masyarakat). Maka dengan demikian maka pemahaman tentang proses
inovasi pendidikan yang berorientasi pada individu tetap merupakan dasar untuk
memahami proses inovasi dalam organisasi.
Dengan memahami proses difusi inovasi dalam organisasi
akan mudah untuk memahami proses difusi pendidikan, karena pada dasarnya
pelaksana pendidikan beserta komponen-komponennya adalah suatu organisasi.
Difusi ialah proses komunikasi inovasi antara anggota sistem sosial dengan
menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Sedangkan diseminasi
adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan dan dikelola
pelaksanannya.
PROSES KEPUTUSAN INOVASI
Proses keputusan inovasi ialah proses yang dilalui
(dialami) individu (unit pengambil keputusan yang lain), mulai dari pertama
tahu adanya inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keputusan setuju terhadap
inovasi, penetapan keputusan menerima atau menolak inovasi, implementasi
inovasi, dan konfirmasi terhadap keputusan inovasi yang telah diambilnya.
Proses keputusan inovasi bukan kegiatan yang dapat berlangsung seketika, tetapi
merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu,
sehingga individu atau organisasi dapat menilai gagasan yang baru itu sebagai
bahan pertimbangan untuk selanjutnya akan menolak atau menerima inovasi dan
menerapkannya. Ciri pokok keputusan inovasi dan merupakan perbedaannya dengan
tipe keputusan yang lain ialah dimulai dengan adanya ketidak tentuan
(uncertainty) tentang sesuatu (inovasi).
PROSES INOVASI PENDIDIKAN
Pada hakikatnya yang menjadi sasaran menerima dan
menerapkan inovasi adalah adalah individu atau pribadi sebagai anggota sistem
sosial (warga masyarakat). Maka dengan demikian maka pemahaman tentang proses
inovasi pendidikan yang berorientasi pada individu tetap merupakan dasar untuk
memahami proses inovasi dalam organisasi.
Dengan memahami proses difusi inovasi dalam organisasi
akan mudah untuk memahami proses difusi pendidikan, karena pada dasarnya
pelaksana pendidikan beserta komponenkomponennya adalah suatu organisasi.
STRATEGI DALAM
INOVASI PENDIDIKAN
Salah satu
faktor yang ikut menentukan efektivitas pelaksanaan program perubahan sosial
adalah ketepatan penggunaan strategi, tetapi biasanya sukar menentukan bahwa
suatu strategi tertentu ada pendidikan, bujukan, fasilitas, atau paksaan
(power), karena pada kenyataannya tidak ada batasan yang jelas untuk
membeda-bedakan strategi tersebut. Namun demikian jika pelaksanaan pogram
perubahan sosial memahami berbagai macam strategi, akan dapat memilih dan
menentukan strategi mana yang akan diutamakan untuk mencapai suatu tujuan
perubahan sosial tertentu, walaupun sebenarnya is akan mengkombinasikan berbagai
macam strategi.
PETUNJUK PENERAPAN STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
Petunjuk penerapan inovasi pada suatu sekolah akan
membantu jika mengalami kesukaran untuk menentukan teknik dan strategi mana
yang paling tepat untuk memperbaiki sekolah. Misalnya untuk menjawab pertanyaan
antara lain: Perubahan apa yang tepat untuk meningkatkan mutu sekolah kita?
Inovasi yang mana yang tepat untuk diimplementasikan? Data apa saja yang
diperlukan untuk menunjukkan pengaruh inovasi terhadap program sekolah, siswa,
guru, administrator, dan orang tua serta warga masyarakat yang dilayaninya?
INOVASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Inovasi kurikulum meliputi pengembangan dalam bidang
kurikulum berbasis kompetensi meliputi konsep KBK, karakteristik KBK, dan
proses pengembangan KBK. Konsep KBK menitikberat$- kan pada kemampuan di bidang
pengeLahuan, keterampiian sikap yang diwujudkan dalam bentuk tindakan baik
kompetensi akademis, okupasional, kultural maupun temporal. Karakteristik KBK
beroreantasi pada ketercapaian kompetensi, keberagaman hasil belajar, multi
srtategi termasuk pendekatan atau metode dengan menekankan penilaian pada
proses dan hasil. Pengembangan KBK dilandasi filosofis keimanan dan ketakwaan
yang kuat disetai landasan secara psikologis yang handal dan proses secara
teknologis yang unggul. Hal ini dalam KBK pengembangan dapat dilakukan dengan
perencanaan, implementasi pembelajaran, dan evaluasi yang dilakukan guru secara
terprogram.
INOVASI KURIKULUM BERBASIS MASYARAKAT
Kurikulum berbasis masyarakat merupakan kurikulum yang
menekankan perpaduan antara sekolah dan masyarakat guna mencapai tujuan
pengajaran. Kurikulum ini pula memiliki tujuan memberikan kemungkinan kepada
siswa untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal, mandiri dan bekal
keterampilan. Karakteristik kurikulum berpusat kepada masyarakat ditinjau dari
segi pembelajaran baik oreantasi, metode, somber belajar, strategi pengajaran
berpusat pada kepentingan siswa sebagai bekal hidup di masa mendatang.
Karakteristik lain dari materi pembelajaran sesuai tuntutan kewilayahan maka
disebut juga kurikulum berbasis kewilayahan. Sedangkan kegiatan guru hanyalah
sebagai fasilitator belajar dan siswa untuk aktif, kreatif untuk memecahkan
permasalahan. Pengembangan kurikulum ini bertitik tolak dari tujuan pendidikan,
analisis kebutuhan, implementasi kurikulum, seleksi strategi pemebelajaran,
teknik evaluasi dan evaluasi program kurikulum.
INOVASI
KURIKULUM BERBASIS KETERPADUAN
Kurikulum
terpadu disebut integrated curriculum merupakan bentuk kurikulum yang
meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan
pelajaran dalam bentuk unit. Ciri-ciri utama kurikulum terpadu antara lain
berlandasaskan teori belajar Gestalt, berdasarkan kebutuhan anak didik, sistem
unit, peran guru sama aktifnya dengan peran siswa dan sesuai dengan minat dan
perkembangan anak didik. Kurikulum terpadu terdiri beberapa komponen meliputi
komponen lulusan, metode, materi, evaluasi, balikan dan masyarakat. Prosedur
pc' tyui kui terpodu tcrdiri d.ori rchcana umurn dan dilaksanakan dalam bentuk
pembelajaran unit meliputi tujuan sumber unit, kriteria penyusunan rencana
umum, dan organisasi dan isi rencana.
INOVASI
PEMBELAJARAN KUATUM
Pembelajaran
kuantum sebagai salah satu model, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang
mengkonsentrasikan pada keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran
merupakan buah karya dari Bobby DePorter (1999). Konsep, asas, prinsip, dan
strategi dari pembelajaran kuantum merupakan aspek-aspek yang harus dipahami
oleh guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran di sekolah dasar agar
konteks dan kontens pembelajaran yang bergairah, menyenangkan dan mempermudah
belajar siswa.
Asas
utama pembelajaran kuantum adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan
antarkan dunia kita ke dunia mereka. Subjek belajar adalah siswa yang memiliki
modalitas yang harus difasilitasi oleh guru, sehingga guru harus berupaya
terlebih dahulu untuk memahami potensi siswa sebagai subjek belajar.
Prinsip
model pembelajaran kuantum terdiri dari: segalanya berbicara, segalanya
bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan
merupakan konsep utama pembelajaran kuantum untuk mewujudkan energi guru dan
siswa dalam percepaan belajar, mempermudah belajar dan mengikis hambatan
belajar tradisional.Mengembangkan strategi pembelajaran kuantum melalui
filosofis TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan
Rayakan sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa, motivasi dan minat
siswa, dan meningkatkan kehalusan perilaku siswa.
Rancangan
pembelajaran kuantum yang dapat dikembangkan terdiri dari tiga bagian
meliputi: pengembangan konteks, pebngembangan konten, dan pengembangan strategi
atau pendekatan pembelajaran. Ketiga domain tersebut secara sinkron
menyertakanunsur-unsur asas, prinsip, modalitas dan AMBAK. Dimensi pengembangan
konteks pembelajaran kuantum yaitu suasana belajar yang menyenangkan, landasan
yang kukuh, lingkungan yang mendukung dan rancangan belajar yang dinamis. Keempat unsur ini merupakan interaksi
kekuatan yang mendukung kesuksesan belajar yang optimal.
INOVASI PEMBELAJARAN
KOMPETENSI
Pembelajaran kompetensi menunjukan pada
usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat perlakuan guru dalam
mengelola pembelajaran yang menekankan pada kemampuan dasar yang dilakukan
siswa pada tahap pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran kompetensi
menekankan pencapaian standar kompetensi yang diurai menjadi kemampuan dasar
yang diurai menjadi beberapa materi pelajaran yang cakupannya beberapa
indikator. Prinsip-prinsip pembelajaran kompetensi bertitik tolak pada
pengelolaan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan suatu kondisi dapat
terjadi proses belajar pada siswa dengan melibatkan berbagai aspek yang
mempengaruhinya baik yang terdapat dalam diri siswa maupun sesuatu yang berada
pada lingkungan sekitarnya serta peranan guru.
Pembelajaran kompetensi memilki karakteristik khusus yang
berbeda dengan pembelajaran lainnya, seperti apa yang dipelajari siswa,
bagaimana proses pembelajaran, waktu belajar, dan kemajuan belajar siswa
secara individual. Untuk pengelolaan kegiatan pembelajaran kompetensi harus
dipertimbangkan pengelolaan ruangan kelas, pengelolaan siswa, pengelolaan
pembelajaran, strategi kegiatan belajar mengajar, sarana dan sumber belajar.
Pendekatan pembelajaran kuantum dapat dilakukan melalui pembelajaran bermakna
dan tematik. Kedua pendekatan ini dapat dikembangkan dengan tetap menyesuaikan
terhadap tingkatan kematangan belajar anak.
INOVASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Pembelajaran Kontekstual (CTL) meruapakn suatu model
pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa setiap tahapan pembelajaran
dengan cara menghubungkannya dengan situasi kehidupan yang dialami siswa
sehari-hari sehingga pemahaman materi diterapkan dalam kehidupan nyata.
Karakteristik CTL adalah pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan
yang sudah ada, belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru,
pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk diyakini dan
diterapkan, memperaktikan pengalaman dalam kehidupan nyata, dan melakukan
refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan.
Prinsi-prinsip pembelajaran kontekstual meliputi tiga prinsip
utama, yaitu: saling ketergantungan (interdependence), diferensiasi
(differentiation), dan pengorganisasian diri (self organization).
Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual berbeda dengan pembelajaran
konvensional, terutama dalam hal peranan siswa, peranan guru, proses
pembelajaran, dan tujuan belajar. Seluruh komponen pembelajaran konstektual
menekankan aktivitas siswa secara penuh baik fisik maupun mental. Menempatkan
peran siswa selain sebagai subjek pembelajaran juga latar belakang kehidupan,
kemampuan, pengalaman belajar, pengelompokan belajar, dan tujuan belajar faktor
siswa selalu dipertimbangkan.
Komponen-komponen pembelajaran sebagai asas CTL dalam
menerapkan pola pembelajaran meliputi asas konstruktivisme, inkuiri, bertanya,
masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian nyata.
Keseluruhan komponen ini dipertimbangkan dalam
langkah-langkah pembelajaran kontekstual yang meliputi pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup, baik pelaksanaan di lapangan maupun di
dalam kelas.
KONSEP PEMBELAJARAN ELEKTRONIK LEARNING
Pemanfaatan teknologi informasi baik sebagai sumber
belajar maupun media pembelajaran merupakan salah satu cara yang diharapkan
efektif menanggulangi kelemahan persoalan pembelajaran yang masih bersifat
konvensional. Dengan menggunakan teknologi informasi diharapkan terjadi
interaksi pembelajaran anatara siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar
lebih komunikatif. Melalui berbagai model pembelajaran yang ditawarkan
diharapkan terbentuk interaksi belajar siswa yang tidak hanya menekankan pada
proses pemanfaatan namun pencarian, penelitian atau penggalian berbagai sumber
belajar sehingga terbentuk cara berpikir yang lebih konprehensif dan
terintegrasi. Melalui interaksi tersebut diharapkan ada peningkatan dalam
keterampilan berpikir, keterampilan berinteraksi serta keterampilan keterampilan
ideal lainnya. Hal ini dapat dilakukan manakala dukungan yang berasal dari
lembaga, guru, siswa, masyarakat dan teknologi berkontribusi positif terhadap
penyelenggaraan pembelajaran berbasis teknologi informasi.
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MELALUI INTERNETModel pembelajaran melalui i
nternet yang layak dipertimbangkan sebagai dasar
pertimbangan sistem pembelajaran dengan menggunakan internet ada!ah web course,
web centric course dan web enhanced course. Masing-masing memiliki keunggulan
dan kelemahan bergantung dari sudutmana kebutuhan itu dapat dipenuhi. Hal itu
menjadi pertimbangan untuk diambil sebuah keputusan tentang pengembangan pembelajaran
melalui internet, seperti keuntungan bagi intitusi, biaya operasional dan
perawatan serta pengembangan inprastruktur, sumberdava manusia yana memiliki
kompetensi dan integritas yang tinggi serta yang tak kalahpentingnya kesiapan
siswa yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan internet.
Berdasarkan kajian dan pertimbangan selanjutnya pengembangan
sistem pembelajaran dapat dilakukan melalui sepenuhnya fasilitas internet yang
telah ada, software pengembang program pembelajaran dengan internet web course
tools, dan pengembangan sendiri program pembelajaran. Masing-masing cara dapat
dipilih bergantung model apa yang akan dipakai dalam implementasi pembelajaran
melalui internet. Model yang dimaksud bisa dipilih selective model, squential
model, atatic station model dan laboratory model.
KEMASAN DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN MELALUI TEKNOLOGI
INFORMASI
Bahan belajar merupakan seperangkat material yang digunakan
seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Bahan belajar dapat berupa dikemas
sedemikian rupa agar menarik pembelajar sehingga mudah didistribusikan dengan
efektif dan efesien dalam mencapai sasaran belajar. Bahan belajar dapat
dikatahorikan menjadi dua kelompok, yaitu bahan ajar tercetak atau printed
materials dan kelompok bahan belajar tidak tercetak atau non printed materials.
Bahan belajar yang dikembangkan dapat digunakan sebagai
sumber utama pembelajaran dan bahan belajar yang sifatnya penunjang untuk
pengayaan atau kategori suplemen. Dua kelompok ini dapat dilihat dari
penggunaan bahan ajar dalam proses pembelajaran, yaitu bahan ajar yang
digunakan dalam pembelajaran dengan bimbingan langsung dari guru, dan bahan
ajar yang digunakan siswa untuk belajar mandiri tanpa bimbingan langsung guru.
Kaitannya dengan e-learning, ada kecenderungan bahan ajar itu cocok untuk
kepentingan belajar jarak jauh, seperti modul.
Langkah-langkah pengembangan bahan ajar diawali persiapan
yang dipelajari adalah kurikulum/GBPP mata pelajaran tertentu yang berkaitan
dengan tujuan, struktur materi, strategi/metode dan evaluasi. Langkah
berikutnya penulisan bahan ajar sesuai karakteristik yang telah dirancang,
disusul dengan diskusi isi draft bahan ajar pada kelompok sejenis misalkan KKG
yang melibatkan ahli yang berbeda. Setelah itu, perhatikan sistematika, penulisan,
dan kelengkapan bahan penunjang seperti gambar, tabel dan sebagainya.
Pendekatan dalam perancangan bahan ajar adalah kawasan teknologi pembelajaran
melipnti riesain, pengembangan, pemanfaatan, penglolaan dan penilaian. Kelima
kawasan ini kait mengkait dalam praktik pembelajaran yang berbasis e-learning.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar