Powered By Blogger

Rabu, 19 Oktober 2011

Inovasi Pendidikan



Penulis      :  Udin Saefudin Sa’ud, Ph.D.
Penerbit    :  Alfa Beta
Tahun       :   2008

KONSEP  INOVASI  PENDIDIKAN   

Kata inovasi sering diterjemahkan segala hal yang baru atau pembaharuan dan kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata pene­muan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris "discovery" dan "invention". Ada juga yang mengkaitkan antara pengertian inovasi dan modernisasi, karena keduanya membicarakan usaha pembaharuan. 
Timbulnya inovasi di dalam pendidikan disebabkan oleh adanya persoalan dan tantangan yang perlu dipecahkan dengan pemikiran baru yang mendalam dan progresif. Inovasi pendidikan merupakan upaya dasar untuk memperbaiki aspek-aspek pendi­dikan agar lebih efektif dan efisien.

INOVASI DAN MODERNISASI 
Modernisasi adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional (yang belum modern) ke masyarakat yang lebih maju (masyarakat industri yang sudah modern). Di antara tanda-tanda masyarakat yang sudah maju (modern) ialah bidang ekonomi telah makmur, bidang politik sudah stabil, dan terpenuhi pelayanan kebutuhan pendidikan dan kesehatan.
Perbedaan rumusan definisi modernisasi antara para ahli tersebut hanya perbedaan penekanan. Ada yang menekankan pada perubahan sosial secara menyeluruh yang mengartikan modernisasi sebagai proses perubahan kehidupan masyarakat. Ada juga yang menekankan pada perubahan pribadi (individu), artinya perubahan individu dari gaya atau pola hidup tradisional ke gaya atau pola hidup modern. Perubahan sikap, sifat atau gaya hidup individu terjadi sebagai akibat terjadinya perubahan ke­hidupan masyarakat yakni dari masyarakat tradisional ke masya­rakat yang sudah maju (industri).
Inovasi dan modernisasi keduanya merupakan perubahan sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri dari perubahan itu. Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau masyarakat sedang­kan modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang sudah maju. Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu inovasi sebagai tanda adanya modernisasi

KARAKTERISTIK INOVASI PENDIDIKAN
Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Rogers menge­mukakan lima macam karakteristik inovasi yaitu: keuntunganrelatif, kompatibel, kompleksitas, triabilitas, dan dapat diamati. Demikian berbagai macam atribut inovasi yang dapat mempe­ngaruhi cepat atau lambatnya penerimaan suatu inovasi. Dengan memahami atribut tersebut para pendidik dapat menganalisis inovasi pendidikan yang sedang disebarluaskan, sehingga dapat memanfaatkan hasil analisisnya untuk membantu mempercepat proses penerimaan inovasi.

DIFUSI DAN DESIMINASI INOVASI 
Pada hakikatnya yang menjadi sasaran menerima dan menerapkan inovasi adalah adalah individu atau pribadi sebagai anggota sistem sosial (warga masyarakat). Maka dengan demikian maka pemahaman tentang proses inovasi pendidikan yang berorientasi pada individu tetap merupakan dasar untuk memahami proses inovasi dalam organisasi.
Dengan memahami proses difusi inovasi dalam organisasi akan mudah untuk memahami proses difusi pendidikan, karena pada dasarnya pelaksana pendidikan beserta komponen-kom­ponennya adalah suatu organisasi. Difusi ialah proses komunikasi inovasi antara anggota sistem sosial dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Sedangkan diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan dan dikelola pelaksanannya.

PROSES KEPUTUSAN INOVASI 
Proses keputusan inovasi ialah proses yang dilalui (dialami) individu (unit pengambil keputusan yang lain), mulai dari pertama tahu adanya inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keputusan setuju terhadap inovasi, penetapan keputusan menerima atau menolak inovasi, implementasi inovasi, dan konfirmasi terhadap keputusan inovasi yang telah diambilnya. Proses keputusan inovasi bukan kegiatan yang dapat berlangsung seketika, tetapi merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu, sehingga individu atau organisasi dapat menilai gagasan yang baru itu sebagai bahan pertimbangan untuk selanjutnya akan menolak atau menerima inovasi dan menerap­kannya. Ciri pokok keputusan inovasi dan merupakan per­bedaannya dengan tipe keputusan yang lain ialah dimulai dengan adanya ketidak tentuan (uncertainty) tentang sesuatu (inovasi).

PROSES INOVASI PENDIDIKAN 
Pada hakikatnya yang menjadi sasaran menerima dan menerapkan inovasi adalah adalah individu atau pribadi sebagai anggota sistem sosial (warga masyarakat). Maka dengan demikian maka pemahaman tentang proses inovasi pendidikan yang berorientasi pada individu tetap merupakan dasar untuk memahami proses inovasi dalam organisasi.
Dengan memahami proses difusi inovasi dalam organisasi akan mudah untuk memahami proses difusi pendidikan, karena pada dasarnya pelaksana pendidikan beserta komponen­komponennya adalah suatu organisasi.

STRATEGI DALAM INOVASI PENDIDIKAN 
Salah satu faktor yang ikut menentukan efektivitas pelak­sanaan program perubahan sosial adalah ketepatan penggunaan strategi, tetapi biasanya sukar menentukan bahwa suatu strategi tertentu ada pendidikan, bujukan, fasilitas, atau paksaan (power), karena pada kenyataannya tidak ada batasan yang jelas untuk membeda-bedakan strategi tersebut. Namun demikian jika pelak­sanaan pogram perubahan sosial memahami berbagai macam strategi, akan dapat memilih dan menentukan strategi mana yang akan diutamakan untuk mencapai suatu tujuan perubahan sosial tertentu, walaupun sebenarnya is akan mengkombinasikan ber­bagai macam strategi.

PETUNJUK PENERAPAN STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN 
Petunjuk penerapan inovasi pada suatu sekolah akan membantu jika mengalami kesukaran untuk menentukan teknik dan strategi mana yang paling tepat untuk memperbaiki sekolah. Misalnya untuk menjawab pertanyaan antara lain: Perubahan apa yang tepat untuk meningkatkan mutu sekolah kita? Inovasi yang mana yang tepat untuk diimplementasikan? Data apa saja yang diperlukan untuk menunjukkan pengaruh inovasi terhadap prog­ram sekolah, siswa, guru, administrator, dan orang tua serta warga masyarakat yang dilayaninya?

INOVASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Inovasi kurikulum meliputi pengembangan dalam bidang kurikulum berbasis kompetensi meliputi konsep KBK, karakteristik KBK, dan proses pengembangan KBK. Konsep KBK menitikberat$- kan pada kemampuan di bidang pengeLahuan, keterampiian sikap yang diwujudkan dalam bentuk tindakan baik kompetensi akademis, okupasional, kultural maupun temporal. Karakteristik KBK beroreantasi pada ketercapaian kompetensi, keberagaman hasil belajar, multi srtategi termasuk pendekatan atau metode dengan menekankan penilaian pada proses dan hasil. Pengem­bangan KBK dilandasi filosofis keimanan dan ketakwaan yang kuat disetai landasan secara psikologis yang handal dan proses secara teknologis yang unggul. Hal ini dalam KBK pengembangan dapat dilakukan dengan perencanaan, implementasi pembelajaran, dan evaluasi yang dilakukan guru secara terprogram.

INOVASI KURIKULUM BERBASIS MASYARAKAT
Kurikulum berbasis masyarakat merupakan kurikulum yang menekankan perpaduan antara sekolah dan masyarakat guna mencapai tujuan pengajaran. Kurikulum ini pula memiliki tujuan memberikan kemungkinan kepada siswa untuk akrab dengan lingkungan dimana mereka tinggal, mandiri dan bekal keterampil­an. Karakteristik kurikulum berpusat kepada masyarakat ditinjau dari segi pembelajaran baik oreantasi, metode, somber belajar, strategi pengajaran berpusat pada kepentingan siswa sebagai bekal hidup di masa mendatang. Karakteristik lain dari materi pembelajaran sesuai tuntutan kewilayahan maka disebut juga kurikulum berbasis kewilayahan. Sedangkan kegiatan guru hanyalah sebagai fasilitator belajar dan siswa untuk aktif, kreatif untuk memecahkan permasalahan. Pengembangan kurikulum ini bertitik tolak dari tujuan pendidikan, analisis kebutuhan, implementasi kurikulum, seleksi strategi pemebelajaran, teknik evaluasi dan evaluasi program kurikulum.

INOVASI KURIKULUM BERBASIS KETERPADUAN
Kurikulum terpadu disebut integrated curriculum merupa­kan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit. Ciri-ciri utama kurikulum terpadu antara lain berlan­dasaskan teori belajar Gestalt, berdasarkan kebutuhan anak didik, sistem unit, peran guru sama aktifnya dengan peran siswa dan sesuai dengan minat dan perkembangan anak didik. Kurikulum terpadu terdiri beberapa komponen meliputi komponen lulusan, metode, materi, evaluasi, balikan dan masyarakat. Prosedur pc' tyui kui terpodu tcrdiri d.ori rchcana umurn dan dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran unit meliputi tujuan sumber unit, kriteria penyusunan rencana umum, dan organisasi dan isi rencana.

INOVASI PEMBELAJARAN KUATUM 
Pembelajaran kuantum sebagai salah satu model, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang mengkonsentrasikan pada keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran merupakan buah karya dari Bobby DePorter (1999). Konsep, asas, prinsip, dan strategi dari pembelajaran kuantum merupakan aspek-aspek yang harus dipahami oleh guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran di sekolah dasar agar konteks dan kontens pembelajaran yang bergairah, menyenangkan dan mempermudah belajar siswa.
Asas utama pembelajaran kuantum adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Subjek belajar adalah siswa yang memiliki modalitas yang harus difasilitasi oleh guru, sehingga guru harus berupaya terlebih dahulu untuk memahami potensi siswa sebagai subjek belajar.
Prinsip model pembelajaran kuantum terdiri dari: segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan merupakan konsep utama pembelajaran kuantum untuk mewujudkan energi guru dan siswa dalam percepaan belajar, mempermudah belajar dan mengikis hambatan belajar tradisional.Mengembangkan strategi pembelajaran kuantum melalui filosofis TANDUR yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa, motivasi dan minat siswa, dan meningkatkan kehalusan perilaku siswa.
Rancangan pembelajaran kuantum yang dapat dikembang­kan terdiri dari tiga bagian meliputi: pengembangan konteks, pebngembangan konten, dan pengembangan strategi atau pen­dekatan pembelajaran. Ketiga domain tersebut secara sinkron menyertakanunsur-unsur asas, prinsip, modalitas dan AMBAK. Dimensi pengembangan konteks pembelajaran kuantum yaitu suasana belajar yang menyenangkan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung dan rancangan belajar yang dinamis. Keempat unsur ini merupakan interaksi kekuatan yang mendukung kesuksesan belajar yang optimal.

INOVASI PEMBELAJARAN KOMPETENSI    
Pembelajaran kompetensi menunjukan pada usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat perlakuan guru dalam mengelola pembelajaran yang menekankan pada kemampuan dasar yang dilakukan siswa pada tahap pengetahuan, keterampil­an, dan sikap. Pembelajaran kompetensi menekankan pencapaian standar kompetensi yang diurai menjadi kemampuan dasar yang diurai menjadi beberapa materi pelajaran yang cakupannya beberapa indikator. Prinsip-prinsip pembelajaran kompetensi bertitik tolak pada pengelolaan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan suatu kondisi dapat terjadi proses belajar pada siswa dengan melibatkan berbagai aspek yang mempengaruhinya baik yang terdapat dalam diri siswa maupun sesuatu yang berada pada lingkungan sekitarnya serta peranan guru.
Pembelajaran kompetensi memilki karakteristik khusus yang berbeda dengan pembelajaran lainnya, seperti apa yang dipelajari siswa, bagaimana proses pembelajaran, waktu belajar, dan ke­majuan belajar siswa secara individual. Untuk pengelolaan kegiat­an pembelajaran kompetensi harus dipertimbangkan pengelolaan ruangan kelas, pengelolaan siswa, pengelolaan pembelajaran, strategi kegiatan belajar mengajar, sarana dan sumber belajar. Pendekatan pembelajaran kuantum dapat dilakukan melalui pembelajaran bermakna dan tematik. Kedua pendekatan ini dapat dikembangkan dengan tetap menyesuaikan terhadap tingkatan kematangan belajar anak.

INOVASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL     
Pembelajaran Kontekstual (CTL) meruapakn suatu model pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa setiap tahapan pembelajaran dengan cara menghubungkannya dengan situasi kehidupan yang dialami siswa sehari-hari sehingga pemahaman materi diterapkan dalam kehidupan nyata. Karakteristik CTL adalah pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, belajar dalam rangka memperoleh dan menam­bah pengetahuan baru, pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk diyakini dan diterapkan, memperaktikan pengalaman dalam kehidupan nyata, dan melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan.
Prinsi-prinsip pembelajaran kontekstual meliputi tiga prinsip utama, yaitu: saling ketergantungan (interdependence), diferen­siasi (differentiation), dan pengorganisasian diri (self organi­zation). Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual berbeda dengan pembelajaran konvensional, terutama dalam hal peranan siswa, peranan guru, proses pembelajaran, dan tujuan belajar. Seluruh komponen pembelajaran konstektual menekankan aktivitas siswa secara penuh baik fisik maupun mental. Menempatkan peran siswa selain sebagai subjek pembelajaran juga latar belakang kehidupan, kemampuan, pengalaman belajar, pengelompokan belajar, dan tujuan belajar faktor siswa selalu dipertimbangkan.
Komponen-komponen pembelajaran sebagai asas CTL dalam menerapkan pola pembelajaran meliputi asas konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian nyata.
Keseluruhan komponen ini dipertimbangkan dalam langkah-langkah pembelajaran kontekstual yang meliputi pendahuluan,   kegiatan inti dan kegiatan penutup, baik pelaksa­naan di lapangan maupun di dalam kelas.

KONSEP PEMBELAJARAN ELEKTRONIK LEARNING
Pemanfaatan teknologi informasi baik sebagai sumber belajar maupun media pembelajaran merupakan salah satu cara yang diharapkan efektif menanggulangi kelemahan persoalan pembe­lajaran yang masih bersifat konvensional. Dengan menggunakan teknologi informasi diharapkan terjadi interaksi pembelajaran anatara siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar lebih komunikatif. Melalui berbagai model pembelajaran yang ditawar­kan diharapkan terbentuk interaksi belajar siswa yang tidak hanya menekankan pada proses pemanfaatan namun pencarian, peneliti­an atau penggalian berbagai sumber belajar sehingga terbentuk cara berpikir yang lebih konprehensif dan terintegrasi. Melalui interaksi tersebut diharapkan ada peningkatan dalam keterampilan berpikir, keterampilan berinteraksi serta keterampilan keterampil­an ideal lainnya. Hal ini dapat dilakukan manakala dukungan yang berasal dari lembaga, guru, siswa, masyarakat dan teknologi berkontribusi positif terhadap penyelenggaraan pembelajaran berbasis teknologi informasi.

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MELALUI INTERNETModel pembelajaran melalui i
nternet yang layak dipertim­bangkan sebagai dasar pertimbangan sistem pembelajaran dengan menggunakan internet ada!ah web course, web centric course dan web enhanced course. Masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan bergantung dari sudutmana kebutuhan itu dapat dipenuhi. Hal itu menjadi pertimbangan untuk diambil sebuah keputusan tentang pengembangan pembelajaran melalui internet, seperti keuntungan bagi intitusi, biaya operasional dan perawatan serta pengembangan inprastruktur, sumberdava manusia yana memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi serta yang tak kalahpentingnya kesiapan siswa yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan internet.
Berdasarkan kajian dan pertimbangan selanjutnya pengem­bangan sistem pembelajaran dapat dilakukan melalui sepenuhnya fasilitas internet yang telah ada, software pengembang program pembelajaran dengan internet web course tools, dan pengembang­an sendiri program pembelajaran. Masing-masing cara dapat dipilih bergantung model apa yang akan dipakai dalam implemen­tasi pembelajaran melalui internet. Model yang dimaksud bisa dipilih selective model, squential model, atatic station model dan laboratory model.

KEMASAN DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI 
Bahan belajar merupakan seperangkat material yang digu­nakan seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Bahan belajar dapat berupa dikemas sedemikian rupa agar menarik pembelajar sehingga mudah didistribusikan dengan efektif dan efesien dalam mencapai sasaran belajar. Bahan belajar dapat dikatahorikan menjadi dua kelompok, yaitu bahan ajar tercetak atau printed materials dan kelompok bahan belajar tidak tercetak atau non printed materials.
Bahan belajar yang dikembangkan dapat digunakan sebagai sumber utama pembelajaran dan bahan belajar yang sifatnya penunjang untuk pengayaan atau kategori suplemen. Dua kelom­pok ini dapat dilihat dari penggunaan bahan ajar dalam proses pembelajaran, yaitu bahan ajar yang digunakan dalam pembe­lajaran dengan bimbingan langsung dari guru, dan bahan ajar yang digunakan siswa untuk belajar mandiri tanpa bimbingan langsung guru. Kaitannya dengan e-learning, ada kecenderungan bahan ajar itu cocok untuk kepentingan belajar jarak jauh, seperti modul.

Langkah-langkah pengembangan bahan ajar diawali persiap­an yang dipelajari adalah kurikulum/GBPP mata pelajaran tertentu yang berkaitan dengan tujuan, struktur materi, strategi/metode dan evaluasi. Langkah berikutnya penulisan bahan ajar sesuai karakteristik yang telah dirancang, disusul dengan diskusi isi draft bahan ajar pada kelompok sejenis misalkan KKG yang melibatkan ahli yang berbeda. Setelah itu, perhatikan sistematika, penulisan, dan kelengkapan bahan penunjang seperti gambar, tabel dan sebagainya. Pendekatan dalam perancangan bahan ajar adalah kawasan teknologi pembelajaran melipnti riesain, pengembangan, pemanfaatan, penglolaan dan penilaian. Kelima kawasan ini kait mengkait dalam praktik pembelajaran yang berbasis e-learning.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar